Perkuat Branding Pesona Indonesia, Kemenpar Gerilya ke Daerah

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggandeng Pemerintah Provinsi Riau untuk meningkatkan pemahaman terhadap Branding Pesona Indonesia.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 24 Nov 2017, 14:53 WIB
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggandeng Pemerintah Provinsi Riau untuk meningkatkan pemahaman terhadap Branding Pesona Indonesia.
Liputan6.com, Pekanbaru Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus mengoptimalkan elemen-elemen pariwisata untuk memacu roda perekonomian daerah. Salah satu aksi nyata Kementerian besutan Arief Yahya itu adalah menggelar seminar Sosialisasi Branding Pesona Indonesia, di Hotel Aryaduta Pekanbaru, Riau, 21-23 November 2017. 
 
Sebanyak 150 peserta berasal dari perwakilan Dinas Pariwisata se-provinsi Riau, Akademisi, pelaku usaha, komunitas dan stakeholder bersatu untuk mengusung misi memahami sekaligus mempromosikan brand Pesona Indonesia. 
 
Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti di dampingi Plt Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Hariyanto menjelaskan, terdapat empat point pokok dalam acara sosialisasi tersebut antara lain: strategi analisis situasi, strategi formulasi, implementasi strategi, brand and branding.
 
“Poin paparan adalah kami tetap berpatokan pada amanah pembangunan nasional bidang pariwisata, meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sekaligus meningkatkan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat di daerah tujuan wisata, karena itu, kami terus konsisten menggelar sosialisasi branding ini,” kata Esthy diamini Hariyanto. 
 
Hariyanto menambahkan terdapat 10 point pokok implementasi di acara sosialisasi branding Pesona Indonesia prioritas Kemenpar, di mana tiga poin utama menjadi konsentrasi utama seminar ini antara lain: digital tourism (E-tourism), homestay (rumah wisata), airlines atau airport.
 
Sedangkan, program lain adalah branding, top-10 Originasi, top-3 destinasi utama (15 destination branding), sertifikasi kompetensi SDM dan gerakan sadar wisata, peningkatan investasi pariwisata, pengelolaan crisis center dan pengembangan 10 destinasi pariwsata prioritas.
 
Mengenai Branding, Hariyanto menjelaskan keberhasilan menarik minat wisatawan sangat dipengaruhi oleh persepsi dan nilai-nilai merk tersebut. Salah satu cara menarik hati konsumen agar, mengedepankan berwisata di dalam negeri. Butuh pengelolaan merk terintegrasi dan selaras antara pusat dan daerah.
 
"Kegiatan branding memiliki pengaruh cukup signifikan dalam menarik minat wisatawan. Branding untuk pariwisata Indonesia adalah “Wonderful Indonesia” dan “Pesona Indonesia”. ”Semua daerah harus paham dan harus satu tujuan terkait branding ini,” papar Hariyanto.
 
Dalam kesempatan sama, Kadis Pariwisata (Kadispar) Riau, Fahmizal Usman menjelaskan Branding menjadi salah satu trend kelompok masyarakat, institusi sosial dan komersil juga pemerintah untuk mempromosikan ‘jualan’ mereka.
 
Branding mendorong pemerintah untuk terus mensosialisasikan branding pariwisata. Terutama untuk menegaskan reputasi produk pariwisata agar berpola sesuai dengan mindset masa kini, mengikuti teknologi, trend wisata dengan esensi dasar berangkat dari nilai-nilai originalitas dan keunikan lokal.
 
"Dengan memiliki branding pariwisata, sumber daya yang digunakan realitas dan tepat sasaran, mampu memposisikan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan," ujar Fahmizal.
 
Pemerintah Provinsi Riau, terutama Dinas Pariwisata memerlukan sinergitas dengan semua pemangku kepentingan baik di pemerintah pusat, pemerintah daerah, industri sampai komunitas.
 
Stakeholder terkait juga harus diajak bersatu padu sebagai objek branding sekaligus sebagai endoser dalam memperkuat citra pariwisata," ujarnya.
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga sangat konsisten tampil dalam berbagai kegiatan promosi mancanegara dengan branding Wonderful Indonesia. "Kami sangat konsen dengan national brand ini," kata Mantan Direktur Utama PT Telkom ini.
 
Menpar Arief selalu menggunakan benchmark untuk menjawab semua promosi . Menurut dia, kalau ingin menjadi pemain global, gunakan selalu global standart. 
 
"Mau tetap atau berubah, mau satu atau lebih dari satu, ada contoh sukses. Lakukan apa yang sudah sukses dan mereka (global) sudah lakukan, jangan memulai dari awal. Tapi berawal dari akhir," kata Arief Yahya.
 
 
(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya