Jasa Marga Raup Untung Rp 1,9 Triliun hingga Akhir September

PT Jasa Marga Tbk juga mencatatkan kenaikan pendapatan tol dan usaha lain yang mencapai Rp 6,8 triliun pada kuartal III 2017.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 24 Nov 2017, 17:30 WIB
Arus kendaraan di pintu tol Cibubur Utama, Jakarta, Rabu (6/9). PT Jasa Marga akan melakukan perubahan sistem transaksi jalan tol Jagorawi dan meniadakan transaksi di Cibubur Utama dan Cimanggis Utama. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,9 triliun atau naik 41,4 persen dibandingkan kuartal III 2016 sebesar Rp 1,3 triliun.

Peningkatan laba bersih ini ditopang oleh peningkatan pendapatan tol dan usaha lain yang mencapai Rp 6,8 triliun atau meningkat 4,7 persen dibandingkan kuartal III 2016.

Pendapatan tol mencapai Rp 6 triliun atau naik 2,6 persen dibandingkan kuartal III 2016 Rp 5,9 triliun. Adapun untuk pendapatan usaha lain sebesar Rp 718,1 miliar atau naik 26,3 persen dari kuartal III 2016 sebesar Rp 568,6 miliar.

Selain itu, Jasa Marga mencatatkan nilai aset sebesar Rp 68,7 triliun atau tumbuh 28,5 persen dari aset tahun 2016, yaitu Rp 53,5 triliun.

Pertumbuhan ini faktor utamanya ditopang kenaikan aset berasal dari Hak Pengusahaan Jalan Tol yang mencapai Rp 44,7 triliun dari sebelumnya Rp 34,7 triliun atau tumbuh sebesar 28,8 persen

"Pada tahun 2017 hingga bulan November, Jasa Marga telah berhasil menambah panjang jalan tol operasi sepanjang 73,3 Km, sehingga total panjang jalan tol Jasa Marga yang telah beroperasi adalah 665,1 Km," kata Corporate Secretary Jasa Marga M Agus Setiawan dalam keterangan tertulis, Jumat (24/11/2017).

Pada sisi earning, before interest, taxes, depreciation, and amortization (ebitda), kinerja Jasa Marga mencerminkan hasil yang sangat baik. Ini seiring dengan aktivitas investasi yang dilakukan, Jasa Marga memperoleh ebitda Rp 3,9 triliun, tumbuh 5,32 persen dibandingkan kuartal III 2016. Selain itu, margin ebitda juga tumbuh mencapai 58,9 perse di mana sebelumnya di kuartal III 2016 sebesar 58,5 persen.

Sebagai upaya terus meningkatkan kapasitas investasi, Perseroan telah berinovasi melakukan beberapa strategi pendanaan. Salah satunya adalah dengan melakukan sekuritisasi pendapatan tol, memanfaatkan aset yang telah mature untuk pembiayaan utang tanpa menimbulkan beban bunga.

"Jagorawi merupakan ruas pertama yang dilakukan sekuritisasi sebesar Rp 2 triliun dengan tenor 5 tahun. Produk ini mendapatkan apresiasi yang positif sehingga mencapai oversubscribed 2,4 kali," ucap dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Selanjutnya

Selain itu, inovasi pendanaan juga dilakukan di level proyek atau anak perusahaan. Perseroan melalui PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ), mengeluarkan produk Project Bonds pada Oktober lalu yang juga mendapatkan apresiasi positif.

Produk ini diterbitkan sebagian besar untuk pelunasan kredit investasi anak perusahaan tersebut, dengan beberapa keuntungan, yaitu rate yang tetap dan lebih rendah serta tenor yang lebih panjang, serta pembayaran pokok atas pinjaman dapat menyesuaikan kemampuan cash flow dari project.

Dari sisi peningkatan pelayanan operasional, untuk mengurangi kepadatan Jasa Marga telah memberlakukan integrasi sistem transaksi untuk ruas Jakarta-Tangerang dengan ruas Tangerang-Merak milik PT Marga Mandala Sakti (MMS).

"Selain itu, Jasa Marga juga berhasil memberlakukan Perubahan Sistem Transaksi di Jalan Tol Jagorawi menjadi sistem transaksi terbuka, yang sebelumnya adalah sistem transaksi tertutup," kata dia.

Selain melakukan integrasi dan perubahan sistem transaksi, pada Oktober 2017 Jasa Marga turut mendukung program Pemerintah Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di Jalan Tol yg dicanangkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Bank Indonesia dengan mengimplementasikan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri PUPR No 16/PRT/M/2017.

Dengan program ini, diharapkan transaksi di gerbang tol menjadi lebih mudah, cepat, dan praktis sehingga dapat mengurangi antrean serta sebagai salah satu upaya untuk melakukan efisiensi biaya operasional di masa yang akan datang. (Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya