Liputan6.com, Harare - Emerson Mnangagwa telah disumpah menjadi Presiden Zimbabwe baru, usai presiden sebelumnya, Robert Mugabe mengundurkan diri pada Selasa lalu.
Mnangagwa disumpah sebagai presiden sementara, hingga Pilpres Zimbabwe 2018 dilaksanakan untuk memilih presiden berjabatan tetap. Demikian seperti dikutip CNN, Jumat (24/11/2017).
"Saya, Emmerson Dambudzo Mnangagwa, bersumpah, sebagai Presiden Republik Zimbabwe, saya akan setia kepada Zimbabwe dan patuh, menjunjung tinggi dan mempertahankan konstitusi, serta seluruh hukum Zimbabwe," kata Mnangagwa.
Baca Juga
Advertisement
Pengucapan sumpah itu disaksikan oleh puluhan ribu warga yang mengisi National Sports Stadium di Harare. Turut hadir sejumlah pejabat tinggi dan politisi Zimbabwe dalam momen bersejarah itu.
Robert Mugabe dan sang istri, Grace -- yang sebelum kudeta November 2017 digadang-gadang akan menjadi suksesor sang suami -- tak nampak dalam perhelatan. Koran lokal, The Herald melaporkan bahwa Robert Mugabe mungkin sedang tidak fit dan harus beristirahat.
Dikenal sebagai 'Sang Buaya' karena kelicikan politik dan umur panjangnya, Mnangagwa sempat melarikan diri keluar dari Zimbabwe setelah Mugabe memecatnya awal bulan ini.
Pemecatan itu justru menjadi api penyulut gejolak politik yang terjadi di Zimbabwe, yang berujung pada dugaan kudeta terhadap Mugabe pekan lalu.
Mnangagwa baru kembali ke tanah airnya pada Rabu pekan ini. Dan selang dua hari berikutnya, ia telah berstatus sebagai Presiden Zimbabwe.
Saat pelantikan, Presiden Mnangagwa bersumpah untuk membawa Zimbabwe ke era baru demokrasi dan membangun kembali perekonomian negara yang sempat membusuk di bawah pemerintahan Mugabe.
Namun para kritikus mempertanyakan apakah Mnangagwa -- yang diduga dalang di balik beberapa kebijakan Mugabe yang paling kejam -- mampu membawa reformasi dan mengembalikan kebebasan sipil kepada masyarakat Zimbabwe yang telah ditindas begitu lama.
Dulu, Mnangagwa menjabat sebagai tangan kanan Mugabe selama beberapa dekade. Dalam periode itu, Mnangagwa pernah merangkap kepemimpinan berbagai lembaga negara, mulai dari agensi intelijen, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Kehakiman.
Semasa ia menjabat posisi strategis itu, nama Mnangagwa kerap disebut-sebut sebagai dalang di balik aksi penindasan dan kebrutalan pemerintah Zimbabwe. Ia juga dituduh terlibat dalam Pembantaian Matebeleland 1980.