Liputan6.com, Jakarta - Kendati jumlah pengapalan smartphone di Indonesia mengalami penurunan, ada vendor smartphone yang sukses memperbesar market share di Indonesia.
Berdasarkan keterangan IDC yang diterima Tekno Liputan6.com, Senin (27/11/2017), vendor smartphone Tiongkok Vivo dan Xiaomi dinilai sukses memperbesar market share mereka. Seperti Oppo, Vivo kian agresif melakukan aktivitas pemasarannya di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Karena hal tersebut, Vivo masuk dalam lima besar smartphone paling laris di Indonesia sepanjang kuartal ketiga 2017. Urutan pertama dipegang oleh Samsung dengan market share 30 persen.
Urutan selanjutnya adalah smartphone merek Oppo yang menguasai market share 25,5 persen. Urutan selanjutnya dipegang vendor lokal Advan dengan market share 8,3 persen.
Kemudian peringkat keempat adalah Vivo dengan market share 7,5 persen dan posisi kelima diduduki oleh Xiaomi dengan market share 6,2 persen.
"Xiaomi turut berpartisipasi dalam kompetisi dengan menambahkan segala aktivitas offline ritelnya dan berbagai iklan di area yang ramai," kata Associate Market Analyst IDC Indonesia Risky Febrian.
Kendati begitu, gabungan berbagai merek smartphone termasuk iPhone dan lain-lain memiliki market share cukup besar yakni 22,5 persen. Disebutkan pula, Advan merupakan satu-satunya vendor lokal yang berada di posisi top 5.
"Advan berusaha membedakan diri dengan mendorong pemasarannya terhadap ekosistem IdOS, memperkenalkan fitur keamanan Xlocker, dan Privacy Protector sebagai fitur uniknya," ujar Risky.
Pengguna Pilih Smartphone Seharga Murah
Dari sekian banyak smartphone yang dikapalkan, Indonesia merupakan pasar yang sensitif terhadap harga.
Di antara berbagai kelas, smartphone low-end (Rp 1,4 juta-2,7 jutaan) masih mendominasi setengah dari pasar dengan pangsa 47 persen. Kendati begitu, smartphone midrange (Rp 2,7 juta-5,4 jutaan) terus tumbuh dan menguasai 32 persen pasar pada kuartal ketiga 2017.
"Oppo dan Vivo fokus pada smartphone midrange (seri A dan Y). Sementara untuk merek Xiaomi, penjualan digerakkan oleh model low-end, dalam hal ini seri Redmi," kata Risky.
Konsumen Indonesia kini juga punya lebih banyak pilihan terhadap tipe smartphone. Terbukti, fitur kamera ganda dan layar tanpa bezel makin meningkatkan pertumbuhan segmen mid-range.
Ke depan, diperkirakan makin banyak vendor smartphone yang mengikuti tren tersebut dengan meng-upgrade smartphone-nya ke fitur tersebut. Padahal, fitur-fitur tersebut sebelumnya hanya ekslusif ada di ponsel high-end seperti Galaxy S8.
"Di kuartal mendatang, dengan meningkatnya kompetisi, vendor smartphone akan memanfaatkan beberapa cara kampanye pemasarannya," Risky melanjutkan.
Misalnya, dari sisi marketing, mereka akan memanfaatkan tren mobile gaming dengan mengasosiasikan diri mereka dengan gim mobile populer.
"Vendor smartphone juga akan mengadopsi fitur-fitur seperti facial recognition biometrics dan kecerdasan buatan pada perangkat," pungkasnya.
(Tin/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement