Liputan6.com, Garut - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mendeteksi puluhan titik rawan bencana alam, baik longsor maupun banjir di sepanjang jalur selatan kereta api Daerah Operasi (Daop) II Jawa Barat.
"Kami mengidentifikasi ada 49 titik rawan bencana di sini dan tersebar di wilayah Daop II," ucap juru bicara Daop II PT KAI, Joni Martinus, Sabtu, 25 November 2017.
Pendeteksian daerah rawan bencana penting untuk mengetahui ancaman bahaya bagi perjalanan kereta. Ancaman itu tidak hanya ada di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat. Namun hasil pendataan di lapangan menunjukkan tersebar di sepanjang wilayah Daop II PT KAI.
"Tidak hanya di wilayah Bumi Waluya dan Cipeundeuy, tapi ada juga di daerah Plered. Kemudian ada juga di wilayah Padalarang, semuanya sudah kita antisipasi," ujarnya.
Baca Juga
Advertisement
Jalur Daop II atau jalur selatan kereta api memiliki panjang lintasan 386,5 kilometer yang terbentang dengan batas mulai Cikampek di bagian barat, kota Banjar di timur, serta Cianjur di bagian selatan, sedangkan titik utama berada di Bandung.
Untuk meminimalkan dampak terjadinya bahaya bencana alam, ada beberapa hal yang akan segera dilakukan PT KAI di lapangan. Pertama, pembentukan posko penjaga daerah rawan. Posko ini akan bertugas secara bergantian selama 24 jam. "Mereka dibekali alat keselamatan dan alat komunikasi," kata Joni.
Kedua, menyiagakan alat berat di beberapa titik yang rawan terjadinya bencana. Dengan demikian, saat terjadinya bencana dengan mudah bisa segera melakukan tindakan, agar tidak mengganggu aktivitas perjalanan kereta, terutama di jalur selatan kereta api.
"Kemudian yang lain adalah menempatkan Alat Materi Untuk Siaga (AMUS), termasuk menyiagakan flying genk, satuan regu yang bergerak cepat ketika terjadi bencana alam," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
8 Titik Longsor di Malangbong
Sebelumnya, rute selatan kereta api Bandung-Tasikmalaya-Jawa Tengah sempat terhenti karena adanya longsoran tanah yang menutup rel di kawasan Stasiun Cipeundeuy, Rabu, 22 November lalu.
Bahkan, sejak dilakukan pendataan, terdapat delapan titik perlintasan yang berada di Kampung Ciherang dan Kampung Cidahu, Desa Haur Kuning, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, ikut tertimbun material longsor dari tebing yang berada di samping perlintasan.
"Yang paling parah berada di KM 231+01 sepanjang 100 meter dengan kondisi ketebalan tujuh meter dan 232+89 sepanjang 50 meter ketebalan tiga meter," ujar Joni.
Sulitnya akses kendaraan yang menuju perlintasan kereta api dari Cipendeuy sampai Bumiwaluya, menyebabkan upaya pembersihan material longsor terpaksa dilakukan secara manual oleh petugas Daop II Bandung dengan bantuan masyarakat sekitar.
Sementara untuk melayani penumpang, perjalanan kereta jalur selatan terpaksa dialihkan ke jalur utara melalui rute Purwakarta, Cikampek, Cirebon, Purwokerto, dan Kroya dengan cara memutar dan kembali lagi ke jalur selatan.
Namun, berkat kesigapan petugas dan warga yang membantu, musibah longsor yang menutup bantalan rel petak jalan Bumi Waluya-Cipendeuy (lokasi longsoran) pada Rabu malam lalu, akhirnya selesai diperbaiki dan dinyatakan aman untuk dilewati kereta mulai Jumat, 24 November 2017 sekitar pukul 02.35 WIB.
"Kereta pertama yang melewati lokasi adalah KA Malabar (KA 92) pada pukul 03.23 WIB," kata Joni Martinus.
Advertisement
Permohonan Maaf Terkait Keterlambatan Perjalanan KA
Terkait keterlambatan akibat musibah longsor, Joni Martinus mewakili lembaganya menyampaikan permohonan maaf kepada penumpang dengan terganggunya perjalanan akibat longsor, sehingga rute perjalanan dialihkan ke utara lintas Cirebon.
"Saat ini proses pembersihan material longsoran dari jalur kereta membutuhkan pengerjaan lebih lama untuk benar-benar memastikan keselamatan perjalanan kereta," ujar Joni Martinus, Kamis malam, 23 November 2017.
Sebelumnya, perlintasan kereta jalur selatan terpaksa dialihkan ke jalur utara, usai longsor di wilayah Bumiwaluya-Cipendeuy di Kampung Cikadongdong, Desa Mekarmulya, Kecamatan Malangbong, Garut, Rabu petang lalu.
Tanah longsor yang menutup petak jalur kereta api Cipenduy-Bumiwaluya KM 233+0/8, Garut, Jawa Barat, menyebabkan terganggunya perjalanan enam kereta di jalur selatan, pada Rabu malam lalu.
Enam kereta jalur selatan tersebut, yakni KA Malabar tujuan Bandung ke Malang, KA Mutiara selatan tujuan Surabaya Gubeng-Malang, KA Kahuripan tujuan Kiaracondong ke Kediri, KA Lodaya tujuan Bandung-Solo, KA Turangga tujuan Bandung ke Surabaya-Gubeng, KA Serayu tujuan Pasarsenen-Kiaracondong ke Purworejo.