Liputan6.com, Jakarta - Gunung Agung meletus kembali sejak Sabtu kemarin hingga Minggu pagi (26/11/2017). Gunung yang terletak di Karangasem, Bali, itu sudah mengeluarkan asap setinggi kurang lebih 2.500 sampai 3.000 meter.
Gusti Ngurah Jiwa (67) warga Desa Padang Aji, Karangasem, yang tertelak kurang lebih 12 KM dari Gunung Agung, terkenang akan peristiwa letusan Gunung Agung pada 1963. Dia menyebut apa yang terjadi hari ini mirip dengan kejadian sebelumnya.
Advertisement
"Asap ini mirip seperti tahun 1963. Sama seperti dulu, asap tebal dulu," ucap Gusti Ngurah saat ditemui di rumah menantunya di Desa Selat, Karangasem, Minggu (26/11/2017).
Dia menuturkan, sempat melihat letusan Gunung Agung saat umurnya kurang lebih 12 tahun. Di mana Gunung Agung itu meletus dengan dimulai asap tebal seperti sekarang ini.
"Waktu itu saya masih membajak sawah, sekitar umur 12 tahun. Asapnya sudah naik seperti ini. Tiba di rumah besar, abu datang. Daun-daun patah (berguguran), abunya tebal tidak kuat menahan," jelas Ngurah.
Dia pun menuturkan, hujan abu itu tidak seperti ini. Pasalnya, hujan saat itu sangat tebal.
"Ini masih tipis. Dulu hujan abu tebal sekali. Saya kira itu seperti semen. Dua hari kalau tidak salah ingat hujannya. Itu jam 12 siang seperti malam," cerita Ngurah.
Hujan Tebal dan Kerikil
Dia mengungkapkan, hujan abu juga diikuti dengan hujan kerikil dan gempa berkekuatan besar.
"Dulu itu hujan abu tebal. Kemudian hujan kerikil. Baru ada gempa kencang sekali. Terus dor... baru meletus, gede suaranya. Keluar seperti api. Itu warga lari ada juga yang menonton," kata Ngurah.
Di mengaku belum ingin mengungsi kendati Gunung Agung saat ini telah mengeluarkan abu vulkanik. Menurut dia, momen tersebut ingin disaksikan semasa hidupnya.
"Ingin melihat lagi ini. Seni keliahatannya," pungkas Ngurah.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement