Liputan6.com, Kupang - Nasib guru komite SMA/SMK di NTT, khususnya di Kabupaten Manggarai Timur sungguh memprihatinkan. Mereka bekerja setiap hari mulai pukul 07.00 hingga jam 01.00 siang. Namun, pengabdian mereka hanya dibayar dengan Rp 300 ribu per bulan.
Pada Hari Guru, Sabtu 25 November 2017, mereka pun bersuara agar nasib guru diperhatikan Presiden Jokowi melalui sepucuk surat.
Advertisement
Surat yang ditulis Forum Guru Komite di Manggarai Timur yang salinanya diterima Liputan6.com, Minggu (26/11/2017) itu bertuliskan "Dari Timur untuk Bapak Jokowi".
Berikut isi suratnya:
Bapak Jokowi...
Salam Hormatku...
Dari pinggiran selatan Indonesia Timur kutuliskan surat itu dengan penaku, pena yang melekat di baju usangku ketika aku masuk kelas untuk bekerja “mencerdaskan anak bangsa” yang jelas tertulis dalam UUD 1945.
Surat ini kutulis dengan tinta yang hampir habis karena mengisi data siswaku serta tulisan nilai yang harus kuberikan untuk mereka.
Tak Cukup buat Keluarga
Gajiku tidak cukup menghidupi diriku apalagi istri dan anakku. 300 ribu adalah gaji pelanjut cita-cita dan tujuan UUD 1945. Boleh aku minta sedikit, 0,0001 persen gaji bapak buat tambahan gajiku?
Aku kadang menyesal dalam kelemahan manusiawiku, karena memilih jalan ini. Tetapi, aku lebih yakin bahwa bapak pasti punya hati nurani untuk mendengar jeritanku ini.
Sampaikan salamku kepada anak dan cucu bapak yang ada di sana. Katakan pada mereka, jangan menjadi guru agar nasibnya tidak seperti aku yang menulis surat curhatku ini. Titip salamku untuk bapak Mentri, kalau ada waktu datang kunjung kami di ujung timur bagian selatan Indonesia, dan tidak lupa mendoakan pada hari ulang tahun guru.
25 November, 2017
Guru Komitemu, Flores Nusa Tenggara Timur.
Advertisement