Liputan6.com, Surabaya - Sehari usai hujan lebat yang mengakibatkan Surabaya banjir, Wali Kota Tri Rismaharini langsung mengecek pembersihan gorong-gorong di sekitar Bundaran Dolog, Jalan A Yani, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Dengan menggunakan sepatu kebersihan berwarna ungu, wali kota yang akrab disapa Risma itu, ditemani Kepala Dinas PU Bina Marga. Erna Purnawati, memimpin langsung dan membersihkan gorong-gorong yang ada di sekitar Jalan A Yani, depan Taman Pelangi, Ketintang, dan Gayungan.
Dibantu alat berat, Wali Kota Risma, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, petugas dari Satgas Pematusan, dan Dinas Kebersihan Pertamanan (DKP) membersihkan gorong-gorong secara bertahap.
Wali Kota Risma kemudian memerintahkan Kepala Dinas PU Bina Marga untuk menyuruh anak buahnya mengambil beberapa alat kebersihan. "Tolong ambilkan pacul dan glansing," ucap Risma, Sabtu, 25 November 2017.
Baca Juga
Advertisement
Wali kota sarat prestasi itu pun juga membersihkan sela-sela selokan menggunakan sekop dan mengangkat kotoran yang ada di dalam sungai. "Ayo kabelnya diangkat terus dibersihkan kotorannya," katanya.
Usai memberi arahan kepada petugas, Risma kemudian berpindah tempat dan kembali memerintahkan petugas satgas untuk membersihkan selokan yang ada di seberang Kantor Pertanian Ketahanan Pangan. "Ayo, itu segera dikeruk dan dibersihkan," ia memerintahkan.
Bahkan, Risma juga memimpin aksi pengerukan dengan memberi arahan kepada pengemudi kendaraan alat berat sesuai dengan ayunan tangannya. "Sebelah kiri sama tengah yang dikeruk, masuk agak ke dalam biar keangkat semua kotorannya," pinta perempuan yang baru saja merayakan ulang tahun ke-56 itu beberapa hari lalu.
Tak lama kemudian, sang wali kota berpijak ke depan sungai yang letaknya tak jauh dari lokasi. Sembari menenteng handy talky, Risma memantau dan berkomunikasi dengan beberapa petugas terkait pembersihan sungai untuk antisipasi Surabaya banjir lagi. "Kebersihan sini, naikkan itu (kotorannya) pakai jaring sama garukan sampah," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Gundukan Sampah
Di sungai dekat kawasan Gayungsari, Wali Kota Risma meminta kepada Satgas dan DKP untuk membuka pintu air agar petugas bisa masuk ke dalam kali dan membersihkan kotoran yang ada. "Diturunkan permukaannya, biar anak-anak bisa turun, karena itu pasti ada yang buntu," ujar Risma kepada salah seorang petugas kebersihan.
Sembari duduk dan mengawasi anak buahnya membersihkan kali, Risma menuturkan kepada awak media bahwa curah hujan yang turun pada Jumat malam, 24 November 2017, sangat deras dan mengakibatkan Surabaya banjir. Banjir itu disebabkan karena banyaknya sampah yang menumpuk, sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar.
"Biasanya kalau hujan deras itu kekuatannya 90 meter kubik, tapi tadi malam hampir 124 meter kubik, itu super lebat," tuturnya.
Ditanya soal banjir yang kemudian mengakibatkan kemacetan cukup parah di wilayah Benowo, Tandes, dan Sememi, Risma menegaskan bahwa saluran di kawasan Sememi belum jadi. "Insyaalah kalau sudah jadi seperti wilayah yang ada di Banyu Urip," kata wali kota perempuan pertama di Surabaya.
Risma mengatakan pula, saluran yang ada di Jalan Banyu Urip sebelumnya dikerjakan oleh pemerintah pusat. Namun, tiba-tiba pembangunan berhenti selama dua tahun. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya hanya menunggu dan tidak bisa melakukan apa-apa. Kendati demikian, pemkot tetap mengusahakan agar pembangunan saluran terus berjalan.
"Kalau tidak diteruskan kan, kasihan warga sekitar. Dan seandainya pembangunan saluran di Banyu Urip jalan terus, insyallah sudah kelar itu," Risma memungkasi.
Advertisement
Hujan, Banjir, dan Macet
Beberapa ruas jalan dan perkampungan di Kota Surabaya, Jawa Timur, banjir akibat hujan deras yang mengguyur Kota Pahlawan sejak Jumat pagi hingga sore, 24 November 2017. Kawasan yang banjir antara lain Jambangan, Mulyorejo, Ngagel, Tambaksari, Tegalsari, Indrapura, Rungkut, Dharmawangsa, Mayjen Sungkon, Gunung Anyar, dan Petemon.
"Sejak pagi sampai sore ini hujan belum reda. Ini air masuk rumah warga di Kampung Medayu Utara," ucap Andik, warga Medayu Utara, Rungkut, Surabaya, dilansir Antara.
Hujan deras membuat banyak rumah warga kemasukan air dan warga bekerja bakti untuk membersihkannya. "Tapi airnya tidak kunjung surut-surut, malah sekarang hujan lagi. Kami kerepotan, kami berharap Satgas PU bisa membantu kami mengatasi ini," katanya.
Adapun seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Indrapura, Zakiyah, terpaksa tidak bisa berdinas ke luar kota karena jalanan macet akibat banjir. "Sebetulnya kami ada tugas di luar kantor pada hari ini. Berhubung banjir dan jalanan macet, kami batalkan," katanya.
Banyak kendaraan roda dua yang mogok karena sepeda motornya terendam air setinggi lutut orang dewasa di daerah-daerah seperti Ngagel Jaya Selatan, Sidotopo, Kertajaya, Rungkut, dan Pucang.
"Saya terpaksa menuntut kendaraan yang yang mogok. Ini saya lagi mencari bengkel," kata Ardian, warga Rungkut yang terjebak macet di kawasan Ngagel.
Sementara itu, Ketua DPRD Surabaya, Armuji beserta pimpinan DPRD melakukan inspeksi ke sejumlah lokasi untuk melihat kawasan yang terendam banjir. Armuji di antaranya mengunjungi Kapasari, tempat dia melihat banyak saluran air tidak berfungsi dengan baik.
"Air meluap di mana-mana. Ini Dinas Pekerjaan Umum harus tanggung jawab karena saluran air macet," katanya.
Armuji berharap dinas-dinas terkait segera mengerahkan personel untuk mengatasi masalah banjir tersebut. "Kami mendapatkan laporan dari warga yang kampungnya tergenang. Kami sudah sampaikan kepada Bu Erna (Kepala Dinas PU Bina Marga) agar cepat bertindak," ucapnya.