Parkir di Bandara Soetta Wajib Pakai Uang Elektronik

Pembayaran parkir bisa dengan uang elektronik bisa pakai e-money milik Bank Mandiri, Brizzi milik BRI dan Tap Cash milik BNI.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Nov 2017, 20:07 WIB
Selama libur panjang atau long weekend, parkiran bandara Soekarno-Hatta dipenuhi oleh kendaraan pribadi roda empat.

Liputan6.com, Jakarta PT Angkasa Pura II (Persero) turut dukung program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) lewat uang elektronik yang dicanangkan pemerintah dan Bank Indonesia.

Salah satu wujud mengenai hal ini yaitu mulai diterapkannya pembayaran parkir di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) mulai 1 Desember 2017.

"Betul, sudah saya konfirmasi ke pihak pengelola, dalam hal ini anak usaha, kalau per 1 Desember itu menggunakan e-money setiap kali bayar parkir," kata Senior VP of Corporate Secretary AP II Agus Haryadi kepada Liputan6.com, Minggu (26/11/2017).

Selama ini pengelolaan parkir di bandara-bandara kelolaan AP II oleh anak usahanya yang bernama PT Angkasa Pura Solusi.

Mengenai penggunaan uang elektronik dalam setiap pembayaran parkir bisa pakai e-money milik bank-bank BUMN antara lain e-money milik Bank Mandiri, Brizzi milik BRI dan Tap Cash milik BNI.

Tak berbeda jauh dengan elektronifikasi jalan tol, di pembayaran parkir ini, PT Angkasa Pura Solusi juga akan mendapat banyak manfaat, seperti menghindari risiko tercecernya uang fisik. "Dengan begini jelas lebih efisien," kata dia.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Uang Elektronik

Sebelumnya, semua transaksi di jalan tol wajib menggunakan uang elektronik atau e-money per 31 Oktober 2017. Kewajiban pembayaran nontunai diberlakukan mulai pukul 00.00 WIB.

Demikian disampaikan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR), Herry TZ kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa 31 Oktober 2017.

"Iya (pakai nontunai) jam 00.00 WIB mestinya," kata dia.

Herry menerangkan, pengguna uang elektronikdi jalan tol mencapai 92 persen pada 27 Oktober 2017. Angka tersebut terus naik hingga mencapai 93 persen pada 30 Oktober 2017.

Terkait kewajiban nontunai tersebut, Herry meminta masyarakat untuk menyiapkan uang elektronik dengan saldo cukup sebelum memasuki jalan tol. Hal itu supaya tidak menimbulkan kemacetan di jalan tol.

"Mohon pengguna untuk menyiapkan diri dengan uang elektronik, dengan saldo yang cukup, supaya nggak bermasalah di jalannya," sambungnya.

Bagi yang tidak punya uang elektronik, Herry meminta supaya pemilik kendaraan tak masuk tol. Herry optimistis, transaksi nontunai di jalan tol akan berjalan dengan baik sebagaimana terjadi di kereta. (Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya