Gunung Agung Meletus, Bandara Lombok Ditutup Sementara

Kementerian Perhubungan memberi instruksi agar Bandara International Lombok ditutup sementara akibat abu vulkanik dari letusan Gunung Agung.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 26 Nov 2017, 17:31 WIB
Semburan abu vulkanik Gunung Agung terlihat dari sebuah desa di Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali, Minggu (26/11). Semburan asap dan abu vulkanik Gunung Agung mencapai ketinggian 1.500 meter dari puncak Gunung Agung. (AFP/Sonny Tumbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberi instruksi supaya Bandara International Lombok ditutup sementara. Pasalnya, abu vulkanik dari letusan Gunung Agung di Bali telah mengganggu penerbangan.

"Oleh karena itu, kami sebagai regulator Dirjen Perhubungan Udara dengan ini memerintahkan air navigation, Kepala Bandar Udara Lombok untuk per saat ini jam 16.15 WIB atau 17.15 WITA untuk menutup bandara tersebut melalui NOTAM yang dipublikasikan seluruh airman untuk tidak mendarat maupun terbang dari Lombok sampai  batas waktu yang ditentukan kemudian," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso di Tangerang, Minggu (26/11/2017).

Agus mengatakan, wilayah di sekitar Lombok telah tertutup debu vulkanik Gunung Agung. Sehingga, pendaratan dari segala arah sudah tidak memungkinkan.

"Memang di landasan Lombok tidak terjadi abu vulkanik tapi jalannya pesawat menuju Lombok ini sudah banyak tertutup abu vulkanik di sekelilingnya. Sehingga, pendaratan dari segala penjuru yang kita upayakan hari ini, saat ini  sudah tidak memungkinkan," jelas dia.

Agus melanjutkan, debu vulkanik membahayakan pesawat terbang lantaran bisa mengganggu indikator kecepatan.

"Kita tahu debu ini akan membahayakan pesawat terbang, karena pesawat terbang indikator speed bisa tertutup debu tersebut membuat salah baca speed-nya," ungkapnya.

Bukan hanya itu, debu vulkanik Gunung Agung ini juga memberi risiko pada kerusakan mesin pesawat. Kemudian, akan berisiko pada keselamatan penumpang.

"Belum lagi debu tadi masuk indikator engine sehingga salah baca, dikira belum panas ternyata sudah panas. Kemudian dia memerintahkan supply bahan bakar. Menjadikan engine tadi overheat stuck dan membuatnya engine mati," tukas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya