Liputan6.com, Paris - Ribuan orang melakukan aksi unjuk rasa di negara-negara di seluruh Eropa pada Sabtu 25 November. Langkah itu bertujuan memperingati Hari Internasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan.
Di Paris, ribuan orang berpawai setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan inisiatif untuk menangani kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan di negara itu. Dia mengatakan 123 perempuan dibunuh oleh pasangan atau mantan pasangan di Prancis pada 2016. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia pada Senin (27/11/2017).
Advertisement
Rencana Macron termasuk memperketat undang-undang terhadap pelaku kekerasan terhadap perempuan, mendorong perempuan untuk mengambil langkah dan meningkatkan edukasi mengenai isu itu, mulai dari pra-TK.
Dia berharap untuk menghapuskan rasa malu yang dirasakan korban dan mengubah kultur seksis di Prancis.
Di Roma, para demonstran mendesak para politisi Italia untuk memusatkan perhatian mereka pada isu itu dan meningkatkan dana bagi tempat-tempat penampungan dan institusi lain yang membantu perempuan.
Di seluruh dunia, aksi yang sama juga berlangsung di Brazil, Mozambik sampai Turki.
Menurut PBB, kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan "adalah salah satu pelanggaran HAM yang paling merajalela, persisten dan menghancurkan di dunia sekarang ini."