Liputan6.com, Jakarta Audisi Liga Dangdut Indonesia (LIDA) 2017 bergulir di Kota Kendari Sulawesi Tenggara, Minggu (26/11/2017). Hingga pukul 15.30 Wita, sebanyak 200 peserta sudah dilakukan pengetesan oleh tim juri. Sekitar 400 orang lebih peserta yang mengantri di Markas Komando Brigade Mobil (Brimob) Polda Sultra.
Dari ratusan peserta, Sarfin Samada (24), guru honorer asal Buton Tengah, menjadi salah satu yang paling unik. Dia lahir dari keluarga nelayan di pelosok Kabupaten Buton Tengah Sulawesi Tenggara.
Ibunya seorang pemburu gurita dari kampung nelayan di Desa Watorumbe, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah Sulawesi Tenggara. Ayahnya, La Dikira adalah seorang nelayan yang tiap hari melaut.
Dari ibunya Wa Taari, Sarfin Samada telah belajar alat musik gambus sejak duduk di bangku kelas tiga Sekolah Dasar. Ayahnya, La Dikira juga seorang pemain alat musik gambus, sejenis gitar tradisional dari Sulawesi Tenggara.
Dari desa tempatnya tinggal, perlu setengah hari perjalanan menuju Kota Kendari. Belum lagi, desanya berjarak lima kilometer dari jalan poron.
Menuju Kota Kendari, Sarfin Samada harus naik Speedboat menuju Kota Bau-Bau selama sejam. Lalu naik kapal laut selama sekitar lima jam untuk sampai di Kota Kendari.
Baca Juga
Advertisement
Tampil all out dengan setelan jas hitam, guru honorer di SMA Negeri 2 Baubau Sulawesi Tenggara itu membawa tiga alat musik sekaligus. Sejak pukul 09.00 Wita, Sarfin Samada sudah menenteng gitar, suling dan gambus di lokasi audisi.
Ketiga alat musik ini, dikatakan Sarfin sudah dipelajarinya sejak kecil. Gambus dipelajari sejak kelas 3 sekolah dasar. Lalu, mulai beralih ke gitar sejak duduk di bangku kelas 5.
"Kalau suling, baru setahun lalu saya pelajari. Tiga alat musik ini saya belajar dari ibu dan ayah saya," ujar Sarfin, Minggu (26/11/2017).
Didorong murid
Menuju audisi LIDA 2017 yang digelar di Kota Kendari, Sarfin Samada mengataka ajang ini menjadi salah satu impiannya. Meskipun, sebelumnya harus didorong-dorong keluarga dan murid-muridnya di sekolah.
"Dapat kabar dari murid-murid saya jadwal audisi LIDA, soalnya jarang nonton televisi kalau lagi di rumah," ujar guru bahasa Inggris ini polos.
Saat mendaftar secara online di audisi ini, Sarfin juga dibantu murid dan rekan-rekannya. Sehingga, guru bahasa Inggris yang menamatkan pendidikan di Universitas Unidayan Kota Baubau tidak kesulitan.
"Setelah mendaftar, saya dapat nomor dada 001 sebagai pendaftar pertama jalur undangan di Kota Kendari. Mudah-mudahan bisa lolos," tutupnya.(Ahmad Akbar Fua)
Advertisement