Liputan6.com, Kuta - Aktivitas Gunung Agung di Bali yang terus meningkat mengakibatkan Bandara I Gusti Ngurah Rai ditutup. Communication and Legal Section Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, mengonfirmasi penutupan bandara berlaku selama 24 jam.
"Berdasarkan Notam, bandara ditutup pukul 07.15 Wita hingga pukul 07.15 Wita esok hari nanti. Penutupan mulai pagi hari ini sampai esok hari. Dengan kata lain 24 jam," kata Arie, Senin (27/11/2017).
Advertisement
Ada beberapa alasan yang menjadi landasan penutupan bandara, utamanya berkaitan dengan aktivitas abu vulkanik Gunung Agung.
"Bandara ditutup 24 jam ke depan, tapi kebijakan ini akan kita evaluasi tiap enam jam sekali," ujar Arie.
Menurut dia, penutupan bandara itu oleh karena abu vulkanik Gunung Agung telah menutup air space di bandara hingga dua level.
"Visual memang debu vulkanik sangat tipis partikelnya di bandara hingga pukul 5.30 Wita tadi. Tapi ruang udara sudah tertutup debu vulkanik," tutur dia.
Berikut NOTAM penutupan bandara:
A4242/17 NOTAMN
Q) WAAF/QFALC/IV/NBO/A/000/999/0845S11510E005A) WADD
B) 1711262315
C) 1711272300 EST
E) AD CLSD DUE TO AGUNG VOLCANIC ASH
CREATED: 26 Nov 2017 23:15:00 SOURCE: WRRRYNYX
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Status Awas
Erupsi Gunung Agung terus meningkat. Karena itu, untuk mengantisipasi segala kemungkinan dan risiko bencana maka, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Agung dari Siaga atau level 3 menjadi Awas atau level 4 pada hari ini, Senin (27/11/2017).
"Status Gunung Agung dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4) terhitung mulai 27/11/2017 pukul 06.00 Wita," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya.
Dia menyatakan, status Awas adalah status tertinggi dalam status gunungapi.
Sutopo mengatakan, tingkat erupsi Gunung Agung sekarang meningkat dari fase freatik ke magmatik, sejak teramati sinar api di puncak di malam hari pada 25 November 2017 pukul 21.00 Wita.
Sampai hari ini erupsi fase magmatik disertai kepulan abu tebal menerus mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak. Sutopo menyatakan, kepulan abu yang menerus kadang-kadang disertai erupsi eksplosif disertai suara dentuman lemah yang terdengar sampai jarak 12 km dari puncak.
"Sinar api semakin sering teramati di malam hari berikutnya. Ini menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi," kata dia.
Advertisement