Liputan6.com, Sleman, Yogyakarta Berbagai jajanan di luar sekolah kerap tidak diketahui sejauh mana keamanan dan kebersihannya. Walaupun begitu, anak sering kali jajan makanan. Agar anak tetap bisa jajan, Nurianti Rahayu terdorong menjual jajanan sehat dan aman di kantin sekolah.
Baca Juga
Advertisement
Sejak 2015, Nuri, sapaan akrabnya, berjualan makanan sehat di kantin SDN Nogopuro, Sleman, Yogyakarta hingga sekarang. Beberapa contoh jajanan sehat buatan Nuri, di antaranya, spageti, siomay, pempek, tekwan, takoyaki, mini pizza, mi ayam, dan susu.
Ia memasak makanan dengan memilih bahan yang selalu fresh (segar). Misal, daging ayam, ikan tuna, jamur tiram, tepung terigu, dan tepung kanji yang baru. Pembuatan makanan juga bersih. Bahan makanan dicuci bersih, memasak yang matang, dan menjauhi bahan pengawet, perasa juga pewarna.
Nuri juga mendapat wawasan pentingnya menjaga kebersihan penyajian jajanan dan kebersihan area lingkungan berjualan. Pemanfaatan peralatan yang dipergunakan dalam berjualan, seperti pemakaian celemek, serta kebersihan sendok dan mangkuk juga harus bersih. Upaya tersebut dipahaminya berkat keikutsertaannya dalam pelatihan warung anak sehat dari Sarihusada.
“Dari pelatihan juga, saya dapat pengetahuan tentang asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak, seperti karbohidrat, protein, dan vitamin,” tulis Nuri dalam surat elektronik (surel), yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Senin (27/11/2017).
Kantin yang dikelola Nuri dengan jajanan sehatnya termasuk program warung anak sehat dari Sarihusada.
Simak video menarik berikut:
Menu makanan selalu berganti
Demi menarik minat siswa untuk membeli jajanan sehat, Nuri melakukan inovasi. Tiap hari ia selalu menghadirkan menu jajanan berganti-ganti. Misal, menu hari ini tekwan, besok siomay, dan lusa menghadirkan pempek.
Kehadiran jajanan yang berbeda membuat siswa tidak bosan. Siswa pun punya variasi makanan yang berbeda tiap harinya.
“Saya punya wawasan, satu bahan makanan bisa diolah menjadi berbagai macam produk makanan yang berbeda berkat pelatihan warung anak sehat. Contohnya, salad buah bisa dibuat jadi puding, ikan bisa jadi tekwan,” Nuri menambahkan.
Ia juga semakin terlatih menyediakan makanan yang tetap lezat tanpa bahan tambahan. Menurut Nuri, daripada menggunakan kaldu atau penguat rasa, ia lebih memilih menggunakan kaldu yang dibuat sendiri.
Advertisement
Disambut baik siswa
Kehadiran kantin sehat Nuri disambut baik para siswa. Para siswa sangat antusias dan senang memilih jajajan. Bahkan, orangtua siswa sangat mendukung dan tidak lagi khawatir dengan jajanan anak. Ini karena ada pilihan jajanan yang lebih sehat dari warung anak sehat.
Para guru sangat terbantu dalam pengawasan keamanan jajanan. Pihak sekolah ikut memberikan dukungan penuh kepada program warung anak sehat.
Sebelum ada kantin sehat, Nuri mengamati, banyak siswa lebih cenderung bebas jajan makanan yang dijajakan di sekolah. Tanpa mempertimbangkan, apakah makanan dan minuman yang dijajakan itu bersih dan sehat.
“Sesudah saya buka kantin sehat dari program warung anak sehat Sarihusada ini, siswa lebih cenderung jajan ke warung anak sehat. Apalagi sembari melayani, saya sendiri juga menceritakan makanan atau jajanan sehat. Misalnya, penggunaan saus yang berlebihan tidak baik untuk kesehatan,” Nuri melanjutkan.