Liputan6.com, Jakarta - Bagi pengusaha atau sopir mobil komersial, seperti pikap dan truk, kendaraan yang hemat bahan bakar minyak (BBM) menjadi keuntungan tersendiri. Dengan begitu, pastinya memberikan keuntungan yang lebih besar dibanding mobil yang boros BBM.
Namun untuk menghemat BBM memang bukan perkara mudah, selain faktor kendaraan juga dipengaruhi oleh gaya berkendara dari masing-masing sopir.
Melihat hal tersebut, Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) mengadakan Tata Super Ace Super Challenge (SASC) 2017. Acara ini diikuti oleh para sopir truk, untuk mendapatkan konsumsi bahan bakar yang paling irit.
Baca Juga
Advertisement
Dalam acara ini, juara satu diraih oleh Gunartono, pengusaha printing PT Cahaya Intermega, Cengkareng, dengan catatan konsumsi bahan bakar sebesar 23,17 km/liter. Lalu, bagaimana caranya dia berkendara hingga mendapatkan catatan konsumsi bahan bakar tersebut?
"Trik saya, menggunakan gigi empat dan lima, karena halus. Gas stabil, menjaga RPM. Jika sudah kecepatan di atas 60 km/jam pakai gigi lima, di bawah 60 gigi empat," jelas Gunartono saat berbincang dengan wartawan di Flavor Bliss, Alam Sutera, Tangerang.
Lanjut pengusaha printing ini, jika berada di lampu merah, ia baru menurunkan ke gigi 3 namun tetap menjaga gas. "Jangan rem mendadak, saya hanya memperlambat laju kendaraan dengan melepas pedal gas, dan jaga jarak oleh kendaraan di depan," jelasnya.
Untuk di acara ini, ia memang tidak menyalakan AC di mobilnya, agar bisa mencatatkan konsumsi bahan bakar yang terbaik.
"Saya setiap hari berkendaranya seperti itu, bedanya hanya menyalakan AC saja biar nyaman, kalau sehari-hari bisa 14 km per liter," pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Konsumsi Tata Super Ace
Untuk diketahui, SASC 2017 di Jabodetabek ini, start dari SPBU Pertamina kawasan Artha Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sementara titik finish di Kawasan Favour Bliss Alam Sutera, Tangerang.
Dengan lokasi isi ulang penuh kembali tangki solar di SPBU Coco, Alam Sutera. Event ini menggunakan metode full to full. Pemakaian bahan bakar solar dihitung kembali setelah jarak yang ditentukan ditempuh.
Hasil pengisian bahan bakar ke posisi penuh kembali akan dibagi dengan jarak tempuh. Saat lomba, semua pikap peserta dimuat dengan beban satu ton, dan menghadapi situasi lalu lintas seperti biasa, tanpa pengawalan.
Untuk di Jabodetabek, keluar sebagai pemenang adalah Gunartono, pengusaha printing PT Cahaya Intermega, Cengkareng, dengan catatan konsumsi bahan bakar sebesar 23,17 km/liter.
Advertisement