Liputan6.com, Jakarta Bursa Asia bergerak bervariasi pada awal pekan ini, dengan pasar Jepang dan Australia mencatat sedikit kenaikan di awal perdagangan. Investor di kawasan ini tengah mencermati rilis keuntungan industri dari China.
Melansir laman CNBC, Senin (27/11/2017), indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,31 persen seiring dolar yang beringsut sedikit menguat terhadap yen.
Pemicunya, kenaikan saham sejumlah perusahaan otomotif dan teknologi. Saham Toyota naik tipis 0,27 persen, SoftBank Group menguat 0,58 persen dan Nintendo naik 3,15 persen.
Baca Juga
Advertisement
Sementara indeks Korea, Kospi tercatat 0,3 persen lebih rendah. Ini antara lain terpicu penurunan saham Samsung Electronics, sebesar 2,49 persen.
Pada Jumat pekan kemarin, indeks Dow Jones naik 0,14 persen atau 31,81 poin, ditutup 23.557,99. Sementara indeks S&P 500 naik tipis 0,21 persen menjadi 2.602,42, ini merupakan pertama kalinya indeks berakhir di atas angka 2.600.
Adapun mata uang Dolar menguat terhadap sejumlah mata uang lainnya. Indeks dolar terhadap yen, sempat menyentuh level 111.62, dibanding penutupan Jumat lalu di posisi 111,53.
Di sisi lain, China mengumumkan pengurangan tarif pada 187 barang konsumsi pada Jumat pekan lalu. Pemotongan tarif yang akan mempengaruhi berbagai produk, mulai dari susu formula hingga pakaian ini, mulai berlaku 1 Desember 2017.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kondisi Bursa Asia Akhir Pekan Lalu
Bursa Asia melemah di bawah puncak tertingginya dalam 10 tahun jelang akhir pekan ini. Investor terus mencermati pasar saham China yang turun sehari sebelumnya.
Melansir laman Reuters, Jumat (24/11/2017), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen pada awal perdagangan, namun penurunan terbesar masih dipimpin saham Australia sebesar 0,3 persen.
Indeks MSCI ini juga masih 0,5 persen di bawah puncak 10 tahun di awal pekan ini. Adapun indeks Nikkei Jepang turun 0,6 persen.
Baca Juga
"Banyak pasar telah mencapai level tertingginya baru-baru ini sehingga harus ada beberapa aksi ambil untung dan saya tidak akan terlalu khawatir. Namun, dalam waktu dekat, kita bisa berada dalam fase di mana kesabaran dibutuhkan, "kata Hirokazu Kabeya, Kepala Strategi Global di Daiwa Securities.
Meskipun pertumbuhan global yang solid dan pendapatan perusahaan yang kuat telah mendukung saham di Asia dan pasar di banyak belahan dunia lainnya, namun investor masih mencermati pasar saham di China.
Di pasar mata uang, Dolar AS tetap di bawah tekanan setelah keluar notulen pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve.
Mata uang Euro diperdagangkan pada posisi US$ 1,1846, mendekati level tertinggi satu bulan di posisi US$ 1,1862 yang terjada pada 15 November.
Sementara Dolar jatuh ke level terendah dalam dua bulan terhadap yen, ke posisi 111,07 pada Kamis dan terakhir diperdagangkan menjadi 111,33.
Dolar melemah seiring kunjungan Perdana Menteri Inggris Theresa May ke Brussels untuk membicarakan Brexit.
Advertisement