Korban Selamat Serangan Mesir: Aku Bersembunyi di Balik Jasad

Sebanyak 305 orang tewas dalam serangan bom di sebuah masjid di Mesir yang kala itu tengah dipadati jemaah salat Jumat.

oleh Citra Dewi diperbarui 27 Nov 2017, 10:01 WIB
Suasana di luar masjid Rwada usai serangan bom, El-Arish, Sinai, Mesir, (24/11). Sekitar 235 orang tewas dan 100 lainnya luka-luka usai kelompok bersenjata menyerang masjid usai menunaikan Salat Jumat. (AFP Photo/Stringer)

Liputan6.com, Kairo - Seorang korban selamat dari serangan sebuah masjid di Mesir, mengungkapkan pengalaman pahit yang dideritanya. Dalam peristiwa yang terjadi saat salat Jumat pada 24 November 2017, ia kehilangan sembilan anggota keluarganya.

Ayahnya adalah salah satu korban tewas dalam serangan di Masjid Al Rawdah yang menewaskan 305 orang itu.

"Tidak ada satu pun yang dapat keluar dari masjid," ujar pria yang tak mau disebutkan namanya itu, seperti dikutip dari CNN, Senin (27/11/2017).

Menurut jaksa negara bagian, sejumlah penyerang mengenakan penutup muka dan setidaknya salah satu di antara mereka membawa bendera ISIS. Dalam kejadian tersebut, setidaknya 27 anak tewas dan 128 lainnya luka-luka.

Seorang korban selamat lainnya yang tak ingin disebutkan namanya, mengatakan bahwa ia bersembunyi di bawah jasad jemaah lain. Hal itu dilakukan untuk menghindari penyerang yang mengincar mereka yang masih hidup.

Ia kehilangan saudara dan keponakannya dalam peristiwa tersebut. Putranya yang berusia 14 tahun mengalami patah kaki.

"Aku baru mengetahui keberadaan anakku beberapa jam kemudian," ujar dia.

Di luar dua rumah sakit di Ismailia, Mesir, orang-orang duduk di atas selimut warna-warni untuk menunggu kabar saudara-saudara mereka yang terluka. Mereka tak ingin namanya diidentifikasi karena khawatir akan menjadi target ISIS.

"Mereka bisa membunuh kita," ujar seorang korban selamat.

Di Ismailia, masyarakat setempat berkumpul untuk membantu korban serangan tersebut. Seorang sukarelawan setempat, Wessam Hassouna, mengatakan bahwa orang-orang telah berkumpul untuk menyumbangkan darah, di mana lebih dari 15.000 kantong telah terkumpul.

Masjid Al Rawdah dikenal sebagai tempat lahirnya ulama Sufi kenamaan. Namun, hingga kini belum jelas apa alasan mengapa masjid di Mesir tersebut dijadikan target.

 


Mesir Tetapkan 3 Hari Masa Berkabung Nasional

Presiden Mesir Abdul Fattah Al-Sisi mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari untuk menghormati korban serangan teror bom di Masjid Al Rawdah, di Provinsi Sinai, Mesir.

"Pemerintah Mesir menetapkan masa berkabung nasional semalam tiga hari. Saat ini Mesir dan dunia internasional tengah menghadapi kebrutalan aksi terorisme," ujar Presiden Al-Sisi, seperti dimuat dari laman CNN.

"Kami akan menindak aksi kebrutalan yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab. Serangan teroris ini akan memperkuat tekad, ketegaran, dan kemauan kami untuk berdiri bersama melawan terorisme," ujar Presiden Al-Sisi.

Imam Besar Al-Azhar, Ahmed El-Tayyeb, mengutuk peristiwa yang disebutnya sebagai "serangan barbar". Ia juga menyerukan bahwa masyarakat Mesir akan menang melawan terorsime dengan tekad dan solidaritas.

Indonesia pun turut mengecam serangan tersebut. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir Helmy Fauzi, yang juga menyampaikan duka yang sangat mendalam atas jatuhnya korban jiwa seraya mendoakan yang lain segera pulih.

Dubes Helmy juga menyampaikan bahwa pemerintah dan rakyat Indonesia berdiri bersama dengan Mesir dalam peristiwa tragis ini untuk perang melawan terorisme dan radikalisme.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya