Liputan6.com, Simalungun - Longsor sedalam 10 meter menutup salah satu jalan utama menuju Kecamatan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Tanah longsor akibat tingginya intensitas hujan yang terjadi di beberapa wilayah di Sumatera Utara.
Alhasil, longsor sedalam 10 meter dengan panjang 20 meter tersebut memutus jalan utama menuju Tigaras. Bahkan, kendaraan sama sekali tidak bisa melintas.
Advertisement
Kepala Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Simalungun, Muda Alam mengatakan, pihaknya saat ini masih berada di lokasi untuk menanggulangi longsor yang memutus jalan utama tersebut. Jalan tersebut juga belum bisa digunakan bagi wisatawan menuju pelabuhan.
"Begitu juga bagi pengguna jasa feri penyeberangan dari dan menuju Kabupaten Samosir," kata Muda, Senin (27/11/2017).
Diungkapkan Muda, kondisi masyarakat yang berada di dekat lokasi longsor sudah mengungsi. Muda juga memastikan tidak ada korban jiwa atau korban terluka akibat bencana alam tersebut.
Untuk sementara, penanganan dilakukan dengan cara penimbunan tanah atau sirtu agar segera dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Untuk penyebab longsor, karena memang saat ini hujan yang terus-menerus, terjadi," Muda Alam menandaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
BMKG Imbau Hindari Kawasan Lereng Saat Hujan
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, cuaca ekstrem akan terjadi dalam tiga hari ke depan. Hujan lebat disertai angin kencang akan datang dan menyebabkan banjir serta tanah longsor.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, dalam kondisi hujan, lebih baik warga menghindari lereng-lereng yang rawan longsor, terutama yang miringnya cukup curam dan rawan longsor.
Dia mengatakan, wilayah yang rawan longsor hampir di seluruh wilayah Indonesia yang ada lereng gunung, termasuk pinggiran sungai.
"Jadi kalau ada lahan miring di mana pun, terutama yang daerah serong terkena longsor. Misal di Puncak, Ciloto, dan lereng-lereng gunung di Jabar, Jateng, Jatim, dan Sumatera," kata dia kepada Liputan6.com, Minggu 26 November 2017 malam.
Sementara itu, banjir bandang diprediksi bisa terjadi seperti di Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Papua.
Dwikorita menuturkan, daerah yang berpotensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang, antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepri, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Lampung.
Wilayah lainnya adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, NTT, dan NTB. Kemudian, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Timur bagian selatan, dan Kalimantan Selatan. Serta di Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Yang juga perlu diwaspadai akibat cuaca ekstrem, menurut dia, adalah perairan di laut dan samudera. Gelombang tinggi bisa mencapai lebih dari 2 meter diprediksi terjadi di perairan timur Pulau Simeulue, Nias, laut Natuna, serta perairan selatan Bali.
Dia menambahkan, bisa saja cuaca ekstrem ini mengganggu transportasi udara dan laut. BMKG , kata dia, selalu berkoordinasi dengan pihak bandara, Angkasa Pura, dan Pelindo agar penerbangan dan transportasi laut berjalan aman dan lancar.
"Kami ada stasiun atau petugas yang bersama-sama untuk menginfokan peringatan dini cuaca ini atau memberikan data cuaca untuk penerbangan," kata dia.
Advertisement
2 Bibit Badai Siklon Terpantau
BMKG mengungkapkan, saat ini di sekitar wilayah Indonesia telah terpantau dua bibit siklon yang berada dalam wilayah tanggung jawab Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta.
Bibit Siklon 95S di selatan Jawa Tengah pada 26 November 2017 itu berpusat sekitar 9,6LS; 109,4BT atau sekitar 240 km sebelah selatan barat daya Cilacap, yang bergerak ke arah Utara Barat Laut kemudian berbelok ke timur keesokan harinya.
"Kecepatan angin maksimum sekitar 25 knot (45 km/jam) dengan tekanan terendah 1.003 mb. Dalam waktu yang bersamaan, terdapat juga bibit siklon tropis 96S di Samudera Hindia sebelah Barat Daya Bengkulu di 6,8LS, 94,2BT yang bergerak ke arah timur tenggara," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG R Mulyono Rahadi Prabowo dalam keterangannya, Jakarta, Minggu 26 November 2017.
Bibit siklon yang berada di selatan Jawa, kata dia, lebih memiliki potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis. Bibit ini memberikan pengaruh terhadap cuaca di wilayah Indonesia khususnya Jawa.
"Diperkirakan, untuk esok hari dan lusa terdapat peningkatan potensi hujan lebat dan angin kencang lebih dari 20 knots di wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah bagian selatan, dan Jawa Timur bagian selatan," ujar dia.
Dampak lainnya adalah potensi gelombang tinggi 1,25 hingga 2,5 meter diperkirakan terjadi di Perairan Selatan Banten dan Jawa Barat, Perairan Selatan Jawa Timur, Perairan Selatan Bali, Perairan Selatan Lombok, Perairan Selatan Sumbawa. Gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter Samudera Hindia Selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Masyarakat diimbau waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dan jalan licin," harap dia.