Liputan6.com, Surabaya - Tak hanya sektor udara, transportasi darat seperti kereta api turut terdampak meletusnya Gunung Agung di Bali.
PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional (PT KAI Daop) 8 Surabaya membatalkan tiket terusan kereta api tujuan Surabaya - Banyuwangi - Denpasar Bali, menyusul dampak erupsi Gunung Agung.
Manajer Humas PT KAI Daop 8 Gatut Sutiyatmoko mengatakan, pembatalan tiket terusan tersebut terjadi untuk kereta api (KA) Mutiara Timur.
Baca Juga
Advertisement
“Tiket terusan tersebut adalah para penumpang dari stasiun Gubeng Surabaya relasi stasiun Banyuwangi. Baru kemudian ditransfer menggunakan bus Damri menuju Denpasar. Tetapi karena ada erupsi Gunung Agung, skema tersebut untuk sementara dibatalkan,” jelas dia di Surabaya, Senin (27/11/2017).
Dia mengatakan, sebelumnya telah dibuat perjanjian antara PT KAI Daop 8 dengan Damri untuk menyediakan tiket terusan dari Surabaya menuju Denpasar Bali.
KA Mutiara Timur sendiri menyediakan 1 rangkaian yang terdiri dari 4 kereta eksekutif dan 3 kereta bisnis. Per kereta eksekutif ada 50 seat dan bisnis 63 seat dengan harga peak season Rp 250 ribu dan ditambah terusan Rp 80 ribu.
“Itu MoU PT KAI dengan Damri tentang angkutan lanjutan dari Banyuwangi menuju Denpasar Bali. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan MoU itu sementara di-pending dan tidak dioperasionalkan,” katanya.
Dengan adanya erupsi Gunung Agung menjadi kewaspadaan PT KAI, dan pihaknya siap mengembalikan biaya tiket yang sudah dipesan dengan tidak ada biaya pemotongan.
“Beberapa waktu lalu masih dijalankan, mengingat erupsi ini terus naik. Untuk sementara MoU dihentikan. Untuk penumpang yang sudah membeli tiket, kita kembalikan 100 persen tanpa pemotongan,” dia menandaskan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dampak Gunung Agung Meletus ke Sektor Pariwisata
Letusan Gunung Agung membawa dampak signifikan terhadap sektor pariwisata di Bali. Sebab, dengan terjadinya peristiwa ini, diperkirakan ada sekitar 18 ribu wisatawan, baik domestik maupun asing yang batal datang ke Pulau Dewata dengan nilai kerugian Rp 237,6 miliar.
Ketua Himpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Artha Ardhana Sukawati mengatakan, saat ini, rata-rata wisatawan yang datang ke Bali, baik lokal maupun mancanegara mencapai 18 ribu orang per hari. Dengan penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai akibat letusan Gunung Agung, otomatis para wisatawan tersebut tidak bisa masuk ke Bali.
Terlebih lagi, sekitar 75 persen hingga 80 persen wisatawan yang datang ke Bali menggunakan jasa transportasi udara. "Ini kalau bandaranya ditutup, berarti potensi lost-nya segitu," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (27/11/2017).
Sedangkan untuk potensi kerugian di sektor pariwisata, lanjut Ardhana, setiap wisatawan yang berkunjung ke Bali rata-rata menghabiskan uang sekitar Rp 13,2 juta. Jika dihitung dengan prediksi 18 ribu wisatawan per hari, maka potensi kehilangan pendapatan di sektor pariwisata mencapai Rp 237,6 miliar.
"Kalau dari asumsi Bank Indonesia (BI), per wisatawan itu habiskan Rp 13,2 juta, rata-rata. Jadi segitulah potensi yang hilang (Rp 237,6 miliar). Dan untuk hotel, food and baverage itu sekitar 65 persen dari total cost mereka larinya ke sana. Jadi cukup besar," jelas dia.
Namun, kata dia, yang penting dilakukan saat ini adalah bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan yang sudah berada di Bali. Dengan demikian, peristiwa alam ini tidak merusak citra Bali sebagai tujuan wisata di Indonesia.
"Yang penting bagi kita menjaga citra bali sebagai destinasi pariwisata dan budaya tetap bagus. Kita harus berikan pelayanan yang terbaik kepada wisatawan," tandas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, akibat penutupan sementara Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, 445 penerbangan terkena terdampak, baik penerbangan menuju maupun dari Bali. Penerbangan yang berangkat dari Bali dibatalkan atau ditunda.
Adapun penerbangan menuju Bali yang sudah berangkat sebelum 07.15 Wita akan dialihkan pendaratannya ke beberapa bandara sekitar Bali.
"Kami perkirakan ada 445 penerbangan yang akan mengalami pembatalan, yaitu 196 rute internasional dan 249 rute domestik," jelas Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi dalam keterangan resminya.
Sementara dua maskapai penerbangan, yakni Citilink Indonesia dan Lion Air membatalkan sejumlah penerbangan dari dan menuju Denpasar, Bali, menyusul penutupan Bandara Ngurah Rai yang terdampak meletusnya Gunung Agung.
Citilink membatalkan 30 penerbangan dari dan menuju Bali, sementara Lion Air 52 penerbangan.
"Menyusul dengan dikeluarkannya Notam (Notice to Airmen) mengenai penutupan Bandara Ngurah Rai, demi keselamatan dan keamanan penerbangan, maka Citilink Indonesia membatalkan penerbangan dari dan ke Bali," kata Vice President Corporate Communication Citilink Indonesia, Benny S. Butarbutar dalam keterangannya di Jakarta, hari ini.
Advertisement