Liputan6.com, Jakarta Belakangan banyak orang yang mencoba menggunakan kangen water atau air alkali. Walau manfaat sesungguhnya masih banyak diperdebatkan, banyak penjual dan pengguna yang meyakini air alkali bisa membuat kulit mereka lebih sehat. Benarkah?
Sebelumnya, harus diketahui dulu apa itu kangen water. Kangen water adalah air yang sudah diatur pH-nya, sehingga berbeda dengan pH air bersih biasa, yang berada pada titik netral alias tujuh.
Advertisement
Untuk perawatan kulit, biasanya kangen water ini dijual dalam satu paket berisi dua botol: acid water dan beauty water. Jika digunakan bersamaan, dipercaya cairan ini bisa membuat kulit lebih sehat dan menjauhkan jerawat.
Walaupun penelitian tentang kangen water belum ada yang memberikan hasil konkret, pengaturan pH air untuk kulit ternyata memang bisa memiliki efek positif.
Mengutip Livestrong, Senin (27/11/2017), penggunaan produk kecantikan yang kadar pH-nya berbeda dari kulit bisa menimbulkan reaksi. Produk-produk ini--seperti kangen water atau produk kulit lainnya--bisa mempengaruhi pH kulit, sehingga mengganggu kesehatan.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
pH Kulit
Menurut Ask A Scientist, pH kulit orang dewasa cenderung bersifat asam (acidic), berada pada angka 4-6. Hal ini adalah efek dari karbondioksida di udara.
Permukaan kulit ditutupi oleh kombinasi dari minyak kulit, yang biasa disebut sebum, dan keringat. Lapisan ini biasa disebut "acid mantle" (mantel asam), menurut Dr. Loren Pickart dalam sebuah artikel di Skin Biology.
Menurut Pickart, mantel asam ini berfungsi melindungi kulit dari kerusakan, termasuk dari cahaya matahari dan paparan udara, serta dehidrasi. Mantel asam ini juga bisa menekan pertumbuhan bakteri dan jamur, mengurangi risiko jerawat, alergi, bintik hitam, dan masalah kulit lainnya.
Advertisement
Reaksi kimia
Dalam Ask A Scientist, Jim Swenson menulis senyawa alkali dengan kadar pH di atas 8 bisa membuat kulit iritasi. Begitu juga dengan zat asam yang pH-nya 3 ke bawah.
"Jus lemon memiliki pH sekitar 2,3," tulis Swenson. "Ketika ditempelkan ke kulit, lalu dibiarkan kering, jus lemon bisa membuat kulit terasa gatal."
Sedangkan Pickart mengatakan, memaparkan kulit dengan senyawa alkali bisa menjadikannya lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi, termasuk jerawat.
Menurut Pickart, sabun wajah lembut biasanya memiliki pH 9 atau 11. Akibatnya, mereka bisa mengikis mantel asam alami kulit dan juga ekstrak lipid yang melindungi kulit.
Jika Anda memiliki kulit kering atau memiliki eksim, itu artinya kulit cenderung memiliki pH basa (alkalin). Menggunakan sabun lembut dengan pH tinggi tadi malah bisa memperbesar risiko iritasi.
Studi tahun 2002 yang diterbitkan dalam International Journal of Dermatology menemukan bahwa, "kebanyakan produk yang direkomendasikan untuk kulit sensitif memiliki efek iritasi yang efek iritasi rendah, yang berhubungan dengan pH dari produk tersebut."
Rekomendasi
Ask A Scientist merekomendasikan, uji produk yang akan digunakan atau dibeli pada kulit Anda sendiri untuk mengetahui efeknya.
Anda juga bisa menurunkan kadar pH dari losion atau sabun dengan menambahkan asam sitrat (lemon atau jeruk nipis).
Profesor Desmond Tobin dari Yin Yang Skin Science menyarankan untuk menggunakan produk luar yang bersifat asam (acidic) untuk mengurangi kekeringan dan sensitivitas kulit.
Studi ilmiah yang diterbitkan dalam International Journal of Dermatology menyimpulkan, untuk bisa menggunakan produk kecantikan dan perawatan kulit dengan benar, sebenarnya yang dibutuhkan oleh orang-orang adalah informasi yang lebih banyak tentang pH produk tersebut, dan pH alami kulit mereka.
Advertisement