Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Sektor Rumpin telah memeriksa 6 saksi termasuk satu di antaranya terduga pelaku pembacokan berinisial DM (16). Pelajar SMP berinisial ARS meninggal dunia setelah terlibat duel gladiator dengan DM.
Diduga, ARS meninggal karena sabetan celurit usai duel dengan DM di perkebunan karet, Kampung Leuwihalang, Desa Gobang, Rumpin pada Jumat 24 November 2017 sore. DM juga merupakan pelajar SMP yang berasal dari sekolah berbeda dengan ARS.
Advertisement
Polisi pun telah mengotopsi jasad korban di RS Kramatjati, Jakarta Timur, satu hari setelah kejadian. Dari hasil olah TKP terdapat luka sabetan senjata tajam di bagian pinggang belakang, pinggul, lengan kanan atas dan bawah.
Meski begitu, polisi belum menetapkan DM sebagai tersangka. Alasannya, masih melakukan penyelidikan, memeriksa saksi dan mencari alat bukti lain.
"Karena pelakunya di bawah umur, kami sedang koordinasi dengan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dan Unit PPA Polres Bogor," ujar Kanit Reskrim Polsek Rumpin AKP Asep Triyono, Senin (27/11/2017).
Sementara itu, Kapolsek Rumpin Kompol Surdin Simangunsong mengatakan, terduga pelaku sudah sempat diperiksa. Namun, saat akan dimintai keterangan, DM tidak berada di rumahnya.
"Waktu tadi disamperin ke rumahnya, yang bersangkutan tidak ada," kata Surdin saat dikonfirmasi.
Korban Anak yang Pendiam
Suasana duka masih menyelimuti kediaman keluarga mendiang ARS di Kampung Nyuncung, Desa Kampung Sawah, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.
Kedua orangtua, kerabat, guru, hingga teman sekelasnya tidak menyangka korban tewas mengenaskan usai duel satu lawan satu dengan pelajar sekolah lainnya.
Rahmawati (33), kakak kandung korban menuturkan, ia masih sempat melihat adiknya berada di rumahnya setelah salat Jumat.
"Dia sekolah masuk pagi. Habis itu dia bilang mau ke depan sebentar. Udah itu dia enggak pulang lagi," tutur Rahmawati.
Namun ia mendapat kabar jika adik bungsunya itu meninggal di Puskesmas Rumpin dengan luka sabetan senjata tajam di beberapa bagian tubuhnya.
"Saya diberitahu seseorang katanya adik saya ada di puskesmas. Parah. Saya shock banget dengernya," ucap Rahmawati.
Pazil Ramdan Pitriyadi, teman sekelas korban mengaku dekat dengan korban. Di mata Pazil, korban adalah sosok remaja yang baik dan pendiam.
"Sering main sama dia. Orangnya enggak banyak omong," kata teman satu kelas yang juga tetangga korban.
Namun Pazil tidak mengetahui motif di balik duel satu lawan satu antara korban dengan pelajar sekolah lain.
"Engga tahu. Dengan sekolah itu juga engga musuhan," terang Pazil.
Saksikan video di bawah ini:
Advertisement