Liputan6.com, Jakarta - Sektor pariwisata di Bali dan Lombok tidak terlalu terganggu dengan erupsi Gunung Agung di Bali. Pasalnya, pemerintah dan swasta terus memberikan informasi yang jelas kepada para wisawatan.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani mengatakan, para turis di Bali dan Lombok tak terlalu panik dengan meletusnya Gunung Agung.
"Tentunya agak repot karena sempat ditutup airport-nya, Lombok juga kena, pasti agak terganggu. Namun demikian, dari segi persepsi masyarakat sudah oke, dari turis juga oke. Artinya bukan terus ketakutan berlebihan juga enggak," kata dia di Hotel Fairmont Jakarta, Senin (27/11/2017).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengatakan, kondisi saat ini relatif terkendali. Haryadi menilai pemerintah dan swasta telah melakukan kerja sama dengan baik.
"Enggak menunjukan kepanikan terus keluar dari Bali. Enggak. So far terkendali. Kalau alam enggak bisa prediksi kapan mereda. Kali ini jauh lebih siap dari swasta pemerintah mengendalikan informasi, kekhawatiran," ungkapnya.
Selain itu, dia bilang, kondisi yang terkendali ini juga disebabkan jumlah turis yang tak terlalu banyak. Hal itu terlihat dari tingkat keterisian hotel sekitar 55-60 persen. Namun memang kemungkinan ada penurunan terkait erupsi Gunung Agung.
"Ini November kalau di Bali agak turun, biasanya Desember sedikit naik karena liburan Natal. Kalau sekarang average normal enggak ada masalah Gunung Agung average 55-60 persen. Dengan kondisi begini akan turun sekitar 45-50 persen," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Status Gunung Agung Naik Jadi Awas
Sebelumnya, erupsi Gunung Agung terus meningkat. Untuk mengantisipasi segala kemungkinan dan risiko bencana, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Agung dari Siaga atau level 3 menjadi Awas atau level 4 pada hari ini, Senin pekan ini.
"Status Gunung Agung dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4) terhitung mulai 27/11/2017 pukul 06.00 Wita," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya.
Dia menyatakan, Awas adalah status tertinggi dalam status gunung api.
Sutopo mengatakan, tingkat erupsi Gunung Agung sekarang meningkat dari fase freatik ke magmatik, sejak teramati sinar api di puncak di malam hari pada 25 November 2017 pukul 21.00 Wita.
Sampai hari ini, erupsi fase magmatik disertai kepulan abu tebal terus-menerus hingga mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak.
Sutopo menyatakan, kepulan abu yang menerus kadang-kadang disertai erupsi eksplosif disertai suara dentuman lemah yang terdengar sampai jarak 12 km dari puncak.
"Sinar api semakin sering teramati di malam hari berikutnya. Ini menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi," kata dia.
Sutopo juga mengatakan, pos pengamatan Gunung Agung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, melaporkan bahwa secara visual gunung jelas. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 2.500-3.000 m di atas puncak kawah.
"Teramati letusan dengan tinggi 3.000 meter dan warna asap kelabu. Terlihat sinar api. Tremor nonharmonik menerus amplitudo 1-10 mm (dominan 1-2 mm)," ia menjelaskan kondisi terkini Gunung Agung.
Advertisement