Liputan6.com, Tokyo - Penjaga Pantai Jepang (Japan Coast Guard) mendapati penemuan mengerikan pada Minggu, 26 November pagi waktu setempat. Mereka menemukan 10 jasad yang diduga nelayan Korea Utara di atas kapal kayu yang terdampar di Kota Oga, Prefektur Akita.
Seperti dikutip dari Daily Star (27/11/2017), sepuluh jasad yang diduga merupakan nelayan yang berasal dari Korea Utara, itu ditemukan bersama dua kapal kayu yang telah lapuk.
Baca Juga
Advertisement
"Beberapa jasad bahkan telah jadi kerangka. Tak ada tanda pengenal yang bisa ditemukan di kapal itu," kata petugas polisi senior, Hideaki Sakyo, kepada AFP.
Namun, Sakyo menambahkan, ada sejumlah boks rokok Korea Utara dan sejumlah onderdil kapal serta jaket keselamatan dengan aksara Korea.
Selang Beberapa Hari
Penemuan itu terjadi selang beberapa hari usai temuan serupa pada pertengahan pekan lalu.
Pada Kamis, 23 November 2017 malam waktu setempat, sebuah kapal nelayan beserta awak asal Korea Utara terdampar di pantai Kota Yurihonjo, Jepang.
Setelah dievakuasi dari kapal, para awak yang berjumlah delapan orang dibawa ke kantor polisi untuk diperiksa. Penerjemah bahasa Korea pun dikerahkan agar tak ada kendala komunikasi. Kepada aparat, delapan orang tersebut mengaku terseret ganasnya arus laut saat memancing cumi-cumi.
Dilansir dari situs BBC pada 24 November 2017, Ketua Komisi Keselamatan Publik Nasional Jepang, Hachiro Oknogo, menjelaskan para nelayan itu mengaku terdampar di Negeri Sakura setelah kapal mereka mengalami masalah.
Namun, belum dapat dipastikan, apakah dengan berlayar ke Jepang, para nelayan berniat untuk tinggal di sana atau kembali ke Korea Utara.
Peristiwa Berulang
Peristiwa seperti ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Pada 2011, sembilan orang asal Korut mencoba berlayar menuju Korea Selatan, tapi terhempas ke seberang, yakni ke perairan Jepang.
Itu bukan kejadian pertama. Kapal Korea Utara sering terlihat melintasi wilayah perairan Jepang. Beberapa kapal ditemukan dalam keadaan rusak, bahkan dengan jasad di dalamnya.
Salah satunya bahkan berisi 20 jasad pelaut yang terurai parah. "Bahkan rupanya menyerupai kerangka," kata seorang penjaga laut kepada kantor berita NHK.
Diduga kapal-kapal nelayan tersebut tersesat di laut lepas karena tak memiliki peralatan modern seperti Global Positioning System (GPS).
Beberapa orang lainnya berspekulasi, kapal-kapal itu adalah kendaraan bagi mereka yang ingin meloloskan diri dari tekanan rezim Kim Jong-un. Namun, perjalanan mereka terjebak badai.
Jepang-Korut tak punya hubungan diplomatik. Belakangan justru ketegangan terjadi. Pyongyang sudah dua kali melepaskan rudal di atas langit Negeri Sakura selama musim panas.
Advertisement