Kemkes Dorong Masyarakat Berani Tes HIV

Kemenkes mengimbau masyarakat untuk lakukan ini demi mewujudkan Indonesia bebas HIV/AIDS pada 2030.

oleh Umi Septia diperbarui 28 Nov 2017, 07:00 WIB
HIV/AIDS

Liputan6.com, Jakarta Demi mencapai komitmen global bebas HIV/AIDS 2030, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengajak masyarakat untuk berani tes HIV.

"Pada tahun ini, tema peringatan hari HIV/AIDS yaitu 'kita saya berani saya sehat', tema ini dimaksudkan untuk mengajak semua masyarakat untuk megetahui kondisi kesehatannya. Artinya kalau berani, saya tes dan kalau sakit bisa diobati," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung KementerianKesehatan RI, dr. Wiendra Waworuntu,M. Kes.

Menurut Wiendra, tes HIV lebih dini akan membantu pengobatan jika positif HIV/AIDS. "Rata-rata enam bulan atau satu tahun, setelah didiagnosis orang baru berobat. Padahal kan kalau dia langsung berobat itu jauh lebih baik dari segi mencegah penyebaran, menjaga produktivitas dan kualitas hidup," katanya.

Di Indonesia, jumlah penderita HIV ada sekitar 250 ribu kasus. "Penyebabnya yang terbanyak masih dari kontak seks," kata dr. Wiendra saat ditemui di acara bertema #UbahHidupLo untuk Indonesia Sehat yang berlangsung pada Senin (27/11/2017).

Di samping itu, PBB mencanangkan program 3 Zero untuk mewujudkan bebas HIV/AIDS pada 2030. 

 

 

 

Saksikan video menarik berikut :

 

Dr. Wiendra Waworuntu, MKes dalam acara bersama DKT Indonesia. Foto : Umi Septia

Program 3 zero

Program 3 zero ini mengampanyekan tiga hal, yaitu tidak ada kasus HIV/AIDS baru atau zero hiv infection, menghapus stigma dan diskriminasi HIV-Aids atau zero stigma and discrimination dan tidak ada lagi penderita meninggal karena HIV-Aids atau zero AIDS related death.

Menurut Wiendra, untuk dapat mengatasi HIV-AIDS, dibutuhkan kerjasama semua pihak, baik dalam upaya mencegah maupun mengobati.

"Penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia menghadapi berbagai macam tantangan yang kompleks, sehingga membutuhkan kerja sama dari semua pihak. Mulai dari cakupan pencegahan dan pengobatan HIV, penguatan kualitas pelayanan kesehatan, regulasi yang tepat dan efektif, juga penghapusan stigma dan diskriminasi," kata Wiendra.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya