Polisi: Facebook Paling Banyak Digunakan Menyebarkan Konten SARA

Banyak oknum yang tak bertanggung jawab memakai fake account atau akun palsu untuk menyebarkan isu SARA.

oleh Rezki Apriliya Iskandar diperbarui 28 Nov 2017, 06:56 WIB
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Pol Setyo Wasisto. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengungkapkan urutan media sosial yang sering digunakan untuk menyebar isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Facebook berada di posisi teratas.

"Pengguna Facebook itu paling banyak, kedua adalah pengguna Instagram, baru ketiga Twitter. Nah yang paling banyak di Facebook," ujar Setyo saat ditemui di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (27/11 /2017).

Ia mengatakan, banyak oknum yang tak bertanggung jawab memakai fake account atau akun palsu untuk menyebarkan isu SARA di media sosial. Salah satu kasusnya, ucap Setyo, terjadi di Sumatera Utara beberapa waktu lalu.

Polisi mengungkap kasus penghinaan via media sosial terhadap Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian yang dilakukan oleh Muhammad Farhan Balatif alias Ringgo Abdullah (18).

"Facebook ini yang kita temukan di Medan, ada yang sampai tiga layer. Dia menggunakan akun orang lain, kedua juga akun orang lain yang ketiga baru akunnya dia sendiri," kata Setyo.

Ia mengimbau masyarakat atau netizen menggunakan media sosial dengan bijak. Setyo mengatakan setiap pergerakan netizen di media sosial akan dipantau oleh tim siber Polri.

"Jadi yakinlah bahwa kami dari Polri insya Allah siap melakukan patroli siber dan kepada masyarakat. Jangan nyoba-nyoba," ucap Setyo.

 


Sanksi

Sementara, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengimbau masyarakat turut berperan aktif menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 yang akan digelar di 171 daerah di Indonesia.

Tjahjo mengatakan, kunci sukses Pilkada di Jawa Barat dan semua daerah di Indonesia berdasarkan partisipasi pemilih yang meningkat.

"Kemarin (Pilkada serentak 2016) rata-rata partisipasi 74%. Target Kememdagri dan KPU di Pilkada 2018 ini mencapai 78%," kata Tjahjo Kumolo di Markas Sesko TNI, kota Bandung, Senin 13 November 2017.

Selain target, dia berharap sanksi tegas jika ada calon kepala daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang kampanye hitam, apalagi memakai isu SARA dan ujaran kebencian.

"Harus saling adu konsep, adu gagasan untuk mempercepat pembangunan dan pemerataan. Kalau ada pelanggaran ditindak tegas," tegas Tjahjo.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya