Liputan6.com, Sidoarjo - Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo mencatat ada lima penerbangan tujuan Denpasar, Bali yang dialihkan ke Sidoarjo. Pengalihan itu sebagai dampak dari penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali karena erupsi Gunung Agung.
"Berdasarkan informasi dari Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memutuskan penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai mulai pukul 07.00 WITA hari ini, Senin 27 November 2017 sampai dengan 18 jam ke depan dengan evaluasi per 6 jam oleh airport community," tutur Airport Duty Manager, Kastolani, Senin (27/11/2017).
Dia menuturkan, informasi terkait penutupan Bandara Ngurah Rai tersebut telah disebarkan melalui NOTAM no A4242/17. Adapun dampak dari penutupan Bandar Udara Ngurah Rai, menurut dia ada lima penerbangan yang terpaksa divert (dialihkan) ke Bandara Juanda.
"Ada 5 yang divert ke Surabaya. Dua di antaranya penerbangan domestik, dan tiga lainnya penerbangan Internasional," ujar dia.
Baca Juga
Advertisement
Dia menjelaskan, penerbangan tersebut di antaranya, Garuda Indonesia GIA5150 dari Zhengzou ke Denpasar dialihkan ke Surabaya, Garuda Indonesia GA 897 dari Guangzhou-Denpasar dialihkan ke Surabaya, Citilink CTV 856 Jakarta-Denpasar dialihkan ke Surabaya, dan Lion Air JT927 Makassar-Denpasar dialihkan ke Surabaya.
"Sesampainya di Bandara Juanda, nantinya penumpang ada yang melalui jalur darat dengan naik bus untuk menuju ke Bali. Ada juga yang diinapkan di hotel. Tapi itu semuanya tergantung dari maskapai masing-masing," ucap dia.
Dia mengatakan, rata-rata jumlah penumpang yang ada di masing-masing maskapai itu sekitar 450 orang. "Kalau untuk international juga sama. Namun harus dilakukan pendataan terlebih dahulu oleh pihak Imigrasi," kata dia.
Sementara, Bandara Ngurah Rai Denpasar akan dibuka kembali pada esok pagi sekitar pukul 06.00 Wib. Meski begitu, biasanya akan ada pemberitahuan terlebih dahulu (update) per 6 jam sekali.
Di sisi lain, berdasarkan laporan dari Bandara Internasional Lombok Praya sudah dibuka kembali dan beroperasi sejak pukul 06.00 WITA (22.00 UTC). Alasannya, tidak terdeteksi adanya abu vulkanik letusan Gunung Agung di seputaran bandara.
"Sudah open mulai pukul 06.00 Wib tadi. Hari ini, ada sekitar 12 penerbangan dari Surabaya ke Lombok. Dan ini masih dalam proses pemberangkatan," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Status Gunung Agung Naik Jadi Awas
Sebelumnya erupsi Gunung Agung terus meningkat. Untuk mengantisipasi segala kemungkinan dan risiko bencana, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Agung dari Siaga atau level 3 menjadi Awas atau level 4 pada hari ini, Senin 27 November 2017.
"Status Gunung Agung dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4) terhitung mulai 27/11/2017 pukul 06.00 Wita," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya.
Dia menyatakan, Awas adalah status tertinggi dalam status gunung api.
Sutopo mengatakan, tingkat erupsi Gunung Agung sekarang meningkat dari fase freatik ke magmatik, sejak teramati sinar api di puncak di malam hari pada 25 November 2017 pukul 21.00 Wita.
Sampai hari ini, erupsi fase magmatik disertai kepulan abu tebal menerus mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak.
Sutopo menyatakan, kepulan abu yang menerus kadang-kadang disertai erupsi eksplosif disertai suara dentuman lemah yang terdengar sampai jarak 12 km dari puncak.
"Sinar api semakin sering teramati di malam hari berikutnya. Ini menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi," kata dia.
Sutopo juga mengatakan, Pos pengamatan Gunung Agung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, melaporkan bahwa secara visual gunung jelas. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 2.500-3.000 m di atas puncak kawah.
"Teramati letusan dengan tinggi 3.000 meter dan warna asap kelabu. Terlihat sinar api. Tremor nonharmonik menerus amplitudo 1-10 mm (dominan 1-2 mm)," ia menjelaskan kondisi terkini Gunung Agung.
Advertisement