Abu yang Dimuntahkan Gunung Agung Capai Jutaan Ton

Ketebalan abu vulkanik Gunung Agung terpantau jelas dari Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang.

oleh Dewi Divianta diperbarui 28 Nov 2017, 07:03 WIB
Petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberi penjelasan terkait erupsi Gunung Agung di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (27/11). Tingkat erupsi Gunung Agung saat ini meningkat dari fase freatik ke magmatik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Karangasem - Gunung Agung hingga kini masih terus meletus ditandai dengan semburan asap setinggi 3.000 meter. Bersamaan dengan itu, material abu vulkanik pun ikut dimuntahkan.

Ketebalan abu vulkanik Gunung Agung terpantau jelas dari Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Bahkan, Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) I Gede Suantika menyebut di puncak kawah, ketebalan abu begitu pekat.‎

‎"Tumpukan abu di puncak kawah sangat tebal. Pasir dan abunya tebal," ujar Gede di Pos Pemantauan Gunung Agung, Rendang, Senin 27 November 2017.

Saat ini, material yang dimuntahkan gunung setinggi 3.142 mdpl masih berupa asap dan abu.

Menurut Gede, jumlah material abu yang dimuntahkan gunung tertinggi di Bali itu amat besar volumenya. "‎Abu yang dimuntahkan itu jutaan ton," papar dia.

Dia mengatakan, sepanjang pengalaman PVMBG, sebaran abu vulkanik terjauh yakni kala Gunung Kelud di Jawa Timur meletus. ‎

"Sebaran abu terjauh dalam sejarah kami dari Kelud, Jatim sampai Jakarta.‎ Itu waktu Kelud meletus, sekitar 2 ribu kilometer. Gunung Agung dari sini (Bali) sampai Surabaya," tutur Gede Suantika.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Warga Diminta Kooperatif

Status Gunung Agung telah dinaikkan menjadi Awas atau level IV dari sebelumnya Siaga atau level III. Zona bahaya pun berubah dari radius 6 kilometer dengan sektoral 7,5 kilometer menjadi radius 8 kilometer dengan sektoral 10 kilometer. Ada 17 desa yang masuk dalam zona Kawasan Rawan Bahaya (KRB) III. Wilayah itu harus streril dari aktivitas manusia.

Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) bertekad mengosongkan zona bahaya Gunung Agung. Hal itu ditegaskan oleh Kepala Kantor SAR Denpasar, Ketut Gede Ardana.

Ardana mengaku telah menambah kekuatan dengan bantuan tim rescue dari Kantor SAR Mataram sebanyak 21 orang dan alat utama berupa tiga unit truk angkut personel, dua unit rescue truk serta dua unit motor trail. Tim SAR yang berada di Posko Utama Tanah Ampo, Pos Aju Selat, Pos Aju Rendang, Pos Aju Jasri dan Pos Aju Les juga menambah kekuatannya.

"Tim SAR gabungan harus bisa mengosongkan Kawasan Rawan Bencana (KRB), diutamakan yang berada di KRB III," kata Ardana di Denpasar, Senin (27/11/2017).‎

Ia meminta warga kooperatif untuk bersedia dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Seluruh tim SAR gabungan siaga 24 jam dan segera bergerak jika ada permintaan untuk evakuasi.

"Yang kami laksanakan sudah sesuai prosedur. Jam berapapun permintaan dari warga pasti akan segera ditindak lanjuti, 24 jam siap melayani masyarakat," ucap dia.

"Banyak lansia dan balita yang harus dijadikan prioritas utama untuk dievakuasi dari bahaya Gunung Agung," imbuh Ardana.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya