Gunung Agung Meletus, Wilayah Udara Bali Tidak Aman untuk Penerbangan

Penutupan bandara mengakibatkan 400 penerbangan domestik dan internasional dari dan menuju Bandara Ngurah Rai, batal.

oleh Mevi Linawati diperbarui 28 Nov 2017, 07:04 WIB

Liputan6.com, Denpasar - Gunung Agung meletus, Bandara Internasional Ngurah Rai Bali ditutup sementara sejak pukul 07.00 Wita, Senin pagi hingga pukul 07.00 Wita, Selasa (28/11/2017), menyusul erupsi Gunung Agung yang kian meningkat.

Otoritas bandara wilayah Bali dan Nusa Tenggara mengatakan, penutupan dilakukan atas laporan dari berbagai pihak, yakni Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Angkasa Pura, otoritas bandara hingga pos pemantau cuaca di Darwin, Australia, bahwa wilayah udara Bali tidak aman untuk penerbangan.

Seperti ditayangkan Fokus Pagi Indosiar, Selasa (28/11/2017), meski demikian, evaluasi keamanan udara Bali secara berkala tetap dilakukan setiap 6 jam.

Akibat penupatan ini, 400 penerbangan domestik dan internasional dari dan menuju Bandara Ngurah Rai, batal.

Penutupan Bandara Ngurah Rai berdampak pada penerbangan di sejumlah bandara tujuan Bali. Penumpang tujuan Bali atau penumpang transit di Bali menumpuk di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin pagi.

Sedikitnya ada 111 jadwal penerbangan dari Soetta ke Bali dan sebaliknya dibatalkan pada Senin kemarin.

Sejumlah maskapai menjadwal ulang keberangkatan penumpang dan tidak melakukan refund atau pengembalian uang tiket, karena pristiwa ini dianggap sebagai bencana. Otoritas bandara membuat posko gabungan di tiga terminal untuk melayani penumpang yang batal berangkat.

Bandara Sultan Muhamad Salahudin Bima di NTB juga menutup seluruh penerbangan tujuan Bali. Sedikitnya 3 jadwal penerbangan menuju Bali batal berangkat sehingga penumpang penumpuk karena terlanjut berada di bandara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya