Liputan6.com, Melbourne - Polisi Australia menahan seorang pria yang mereka duga berencana melakukan serangan teror saat Tahun Baru di Melbourne.
Dilansir BBC pada Selasa (28/11/2017), pria berusia 20 tahun tersebut ditangkap pada hari Senin waktu setempat. Menurut polisi yang bersangkutan akan didakwa dengan tindak pidana terorisme. Hukuman maksimal seumur hidup pun menghantui.
Oleh pihak keamanan Australia, pria itu dituduh merencanakan teror melalui penembakan menggunakan senapan otomatis di Federation Square yang terletak di pusat kota.
"Tidak ada ancaman lanjutan terhadap publik," menurut polisi.
Baca Juga
Advertisement
Saat penangkapan tersangka di Werribee, tidak ditemukan senapan otomatis. "Kami menduga ia berniat menggunakan senjata api untuk menembak dan membunuh sebanyak mungkin orang," jelas Wakil Komisaris Polisi Victoria, Shane Patton.
Patton menerangkan bahwa pria tersebut lahir di Australia dari orangtua asal Somalia. Sejak Januari lalu, yang bersangkutan telah dipantau polisi dengan status sebagai "person of interest".
Polisi mengatakan bahwa pria tersebut mendapatkan panduan manual Al Qaeda dari internet untuk melancarkan serangan teroris. Ia juga diduga simpatisan ISIS.
"Ia memiliki koneksi dengan ekstremis," ungkap Patton.
AS Peringatkan Potensi Ancaman Teror Jelang Natal dan Tahun Baru
Amerika Serikat belum lama ini memperbarui rekomendasinya kepada wisatawan yang hendak bepergian ke Eropa. Washington memperingatkan akan ancaman teroris yang meningkat selama musim liburan Natal dan Tahun Baru.
Washington telah lama memperingatkan warganya agar waspada terhadap serangan ekstremis di kota-kota Eropa. Dan dalam beberapa tahun terakhir, mereka secara jelas memperingatkan bahaya yang mengintai dalam acara-acara meriah.
"Tahun lalu, serangan massal terjadi di sebuah pasar Natal di Berlin, Jerman, pada Desember dan di sebuah klub malam di Istanbul, Turki, pada Malam Tahun Baru," demikian bunyi peringatan terbaru dari AS seperti dikutip dari Japan Times.
Dalam serangan di pasar Natal di Berlin, setidaknya 12 orang dilaporkan tewas. Sementara, serangan Tahun Baru di Istanbul menyebabkan 39 orang tewas.
Kementerian Luar Negeri memperingatkan bahwa serangan baru-baru ini di Inggris, Finlandia, Prancis, Rusia, Spanyol dan Swedia menunjukan bahwa baik Al Qaeda dan kelompok ISIS masih aktif dan mampu melancarkan teror.
"Sementara pemerintah setempat terus melanjutkan operasi kontraterorisme, kami tetap prihatin tentang potensi serangan teroris," imbuh pernyataan tersebut.
"Warga AS harus selalu waspada terhadap kemungkinan serangan simpatisan teroris atau ekstremis yang meradikalisasi diri. Mereka dapat melakukan serangan kecil atau tanpa peringatan," tulis pernyataan AS itu.
Advertisement