Bahas Krisis Nuklir Korea Utara, Utusan Korsel Sambangi AS

Negosiator top asal Korea Selatan yang memahami isu nuklir Korea Utara akan menyambangi Amerika Serikat pada pertengahan pekan ini.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 28 Nov 2017, 14:10 WIB
Ilustrasi Korea Utara (AFP)

Liputan6.com, Seoul - Negosiator top asal Korea Selatan yang memahami isu nuklir Korea Utara akan menyambangi Amerika Serikat pada pertengahan pekan ini.

Lee Do Hoon yang menjabat sebagai Special Representative for Korean Peninsula Peace and Security Affairs untuk Kementerian Luar Negeri Korea Selatan akan bertolak ke Negeri Paman Sam pada Selasa 28 November 2017.

Selama empat hari, Lee Do Hoon akan menyambangi Washington DC dan New York.

Lee Do Hoon akan bertemu dengan Joseph Yun yang menjabat sebagai US Special Representative for North Korea Policy sekaligus Asisten Deputi Urusan Korea dan Jepang untuk Kementerian Luar Negeri AS. Demikian seperti dikutip dari Strait Times, Selasa (28/11/2017).

Selama kunjungannya ke AS, Lee Do Hoon berencana untuk berbagi pandangan dengan AS terkait penilaiannya mengenai kondisi terakhir Korea Utara dan isu nuklir mereka.

"Penilaian itu didasari atas serangkaian konsultasi dengan negara yang bersangkutan seperti Jepang, China, dan Rusia," kata pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.

"Atas dasar itu, Lee Do Hoon akan melakukan diskusi mendalam mengenai rincian untuk mendorong Korea Utara menuju proses denuklrisasi melalui berbagai upaya diplomatik," tambah rilis tersebut.

Pertemuan antara Lee Do Hoon dan Joseph Yun pekan ini akan menjadi kali kedua dalam sebulan terakhir. Keduanya sempat bertatap muka di Pulau Jeju, Korsel, di sela-sela pertemuan PBB yang membahas mengenai perlucutan senjata dan non-proliferasi.

Sebelum bertolak ke AS, pada Senin 27 November kemarin, Lee Do Hoon sempat bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Igor Morgulov guna membahas isu Korea Utara.


Menlu Rusia: AS Terus Memprovokasi Korut untuk Memulai Perang

Pada 23 November lalu, Amerika Serikat telah menetapkan Korea Utara sebagai "negara pendukung terorisme".

Merespons hal tersebut, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan, AS tengah mencoba untuk menyulut perang dengan Korut.

Lavrov mengutarakan hal tersebut saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kano di Moskow pada Jumat pekan lalu.

Pernyataan itu merupakan cara Lavrov yang mempertanyakan sejumlah kebijakan terbaru AS kepada Korut dalam beberapa hari terakhir, yakni menetapkan Korut sebagai negara pendukung terorisme, menjatuhkan sanksi ekonomi teranyar dan terus mempertahankan presensi militer di kawasan Semenanjung Korea.

Padahal, dalam kurun waktu yang sama, Korea Utara sedang tidak melakukan tindakan yang provokatif, kata Menlu Lavrov berargumen.

"Kami sadar bahwa selama dua bulan terakhir, Korea Utara tidak melakukan tes peluncuran rudal. Dan tampaknya Washington justru tidak senang akan hal itu. Mereka (AS) justru kembali melakukan hal yang memprovokasi dan menyinggung Pyongyang," kata Lavrov, seperti seperti dikutip dari Newsweek, Senin 27 November 2017.

"AS melakukan langkah itu seakan Korea Utara akan bertindak agresif kembali. Dan mungkin pada akhirnya, (AS) akan melakukan opsi militer," tambah Menlu Rusia.

Selain itu, Lavrov juga menyatakan bahwa Jepang cenderung diam, pada saat AS melakukan aksi provokatif tersebut selama beberapa hari terakhir.

"Seperti yang kalian pahami, pemimpin AS mengatakan berkali-kali bahwa semua opsi tengah dipertimbangkan, termasuk militer. Dan kami memahami bahwa Perdana Menteri Jepang, saat bertemu dengan Presiden AS Donald Trump awal November lalu, mendukung 100 persen posisi AS," papar Lavrov di hadapan Menlu Jepang.

"Kami tak punya masalah dengan Jepang. Namun, kami melihat risiko adanya pertahanan misil AS di Jepang," tambah diplomat Rusia itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya