Liputan6.com, Yurihonjo - Setidaknya empat kapal terdampar di pesisir barat Jepang pada bulan ini, di mana terdapat sejumlah jasad di dalamnya. Meski pihak berwenang belum mengonfirmasi asalnya, tanda-tanda menunjukkan bahwa 'kapal hantu' itu berasal dari Korea Utara.
Seorang profesor di Seigakuin University dan ahli Korea Utara, Satoru Miyamoto, mengatakan bahwa jumlah kapal yang terdampar di pesisir Jepang telah meningkat sejak 2013.
"Ini setelah Kim Jong-un memutuskan untuk memperluas industri perikanan sebagai cara untuk meningkatkan pendapatan bagi militer. Mereka menggunakan kapal tua yang diawaki oleh militer, yang tidak memiliki pengetahuan tentang penangkapan ikan," ujar Miyamoto seperti dikutip dari CNN, Selasa (28/11/2017).
"Ini akan terus berlanjut," imbuh dia.
Baca Juga
Advertisement
Serangkaian terdamparnya kapal Korea Utara di Jepang mengingatkan akan peristiwa yang terjadi pada 2015. Kala itu, lebih dari 12 kapal hantu ditemukan, di mana ditemukan sejumlah jasad di dalamnya.
Pada saat itu, para ahli mengatakan bawa jasad di kapal kemungkinan merupakan pengungsi atau nelayan yang memilih untuk kabur karena putus asa dengan kekurangan pangan yang terjadi di Korea Utara.
Meski demikian, tak semua nelayan yang kapalnya terdampar merupakan pembelot. Beberapa di antaranya memang terdampar karena tak memiliki peralatan memadai atau cuaca buruk.
Berikut 4 'kapal hantu' Korea Utara yang terdampar di pesisir Jepang sepanjang November 2017.
4 'Kapal Hantu' Korea Utara
1. 15 dan 17 November, Prefektur Ishikawa
Kapal pertama ditemukan pada 15 November. Kala itu tiga warga negara Korea Utara yang berada di dalamnya diselamatkan oleh penjaga pantai Jepang yang di Prefektur Ishikawa.
Penjaga pantai Jepang juga melakukan pencarian terhadap 12 kru yang hilang. Mereka yang selamat mengaku bekerja sebagai nelayan, bukan pembelot.
Tiga jasad ditemukan di kapal keesokan harinya. Semua jasad dan korban selamat dikembalikan ke Korea Utara.
Beberapa hari setelahnya, yakni pada 17 November, empat jasad ditemukan di kapal lain yang terdampar di area yang sama.
2. 23 November, Prefektur Akita
Pada 23 November 2017 malam waktu setempat, sebuah kapal nelayan beserta awak asal Korea Utara terdampar di pantai Kota Yurihonjo, Prefektur Akita, Jepang.
Setelah dievakuasi dari kapal, para awak yang berjumlah delapan orang dibawa ke kantor polisi untuk diperiksa. Penerjemah bahasa Korea pun dikerahkan agar tak ada kendala komunikasi. Kepada aparat, mereka mengaku terseret ganasnya arus laut saat memancing cumi-cumi.
Dimuat oleh BBC, Ketua Komisi Keselamatan Publik Nasional Jepang, Hachiro Oknogo, menjelaskan para nelayan itu mengaku terdampar di Negeri Sakura setelah kapal mereka mengalami masalah.
Namun, belum dapat dipastikan, apakah dengan berlayar ke Jepang, para nelayan berniat untuk tinggal di sana atau kembali ke Korea Utara.
3. 27 November, Prefektur Akita
Empat hari setelah delapan nelayan Korut ditemukan, yakni pada 27 November, delapan kerangka manusia ditemukan di dalam kapal yang ditemukan di pantai Prefektur Akita.
"Beberapa jasad bahkan telah jadi kerangka. Tak ada tanda pengenal yang bisa ditemukan di kapal itu," kata petugas polisi senior, Hideaki Sakyo, kepada AFP.
Namun, Sakyo menambahkan, ada sejumlah boks rokok Korea Utara dan sejumlah onderdil kapal serta jaket keselamatan dengan aksara Korea.
Advertisement