Liputan6.com, Banyumas - Nama durian bawor barangkali hanya lamat-lamat terdengar. Nama ini kalah beken dibandingkan durian montong-nya Thailand atau petruk-nya Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, untuk pesta durian.
Tetapi, bagi warga Banyumas, Jawa Tengah, durian bawor adalah kebanggaan. Durian yang konon pertama kali dikembangkan di Desa Alasmalang, Kecamatan, Kemranjen ini merupakan lambang kebangkitan durian kawasan Banyumas.
Soal rasa, durian ini jelas tak kalah legit dibanding montong maupun petruk. Dagingnya tebal. Aromanya kuat. Rasanya, legit, manis, sekaligus bercampur sedikit pahit. Rasa semu pahit ini, bagi sebagian penikmat durian, adalah puncak cita rasa durian.
Januari dan Februari adalah puncak musim durian. Tetapi, mulai November ini banyak durian murah yang sudah dijajakan di pinggir jalan. Begitu pula di Alasmalang yang kini kesohor sebagai pusat durian sekaligus pusat pembibitan durian berkualitas.
Baca Juga
Advertisement
Di sini, berbagai durian yang dikembangkan masyarakat. Selain durian bawor, petani mengembangkan pula durian lokal, durian cani, montong, petruk, dan berbagai perkawinan silang durian dari berbagai negara yang namanya belum ditahbiskan. Tetapi, yang jelas cocok untuk pesta durian.
Hadzik, seorang petani dan pembibit durian Alasmalang, baru saja pulang dari kebunnya. Ia memikul enam durian bawor dan cani. Durian-durian itu digelantungkan dengan plastik pada sebilah bambu. Durian bergoyang-goyang seiring langkah kaki. Sungguh menggoda hati untuk langsung pesta durian.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jaminan Kelezatan Durian Matang Pohon
Dia memilih untuk repot mengikat satu per satu duriannya. Lantas, dengan tali plastik yang cukup kuat, tali itu diikat kuat-kuat ke dahan di atasnya. Saat matang pohon, durian akan lepas dari tangkainya dan menggelantung di tali plastik yang menahannya.
"Durian kalau matang pohon rasanya lebih menjamin. Lebih manis dan legit," ucap Hadzik, Minggu, 26 November 2017.
Di rumahnya, ternyata sudah banyak pula durian matang berbagai jenis. Berbeda dengan durian yang dijual di pinggir jalan raya Banyumas, harga durian yang langsung dibeli dari petani lebih murah antara Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogram.
Di pinggir jalan, harga durian montong berkisar Rp 45 ribu hingga Rp 55 ribu per kilogram. Satu butir berukuran besar, kadang dihargai borongan hingga Rp 150 ribu. Sementara, jenis lokal dihargai Rp 35 ribu-Rp 40 ribu per kilogram.
Namun di rumah Hadzik, harganya lebih murah. Kadang, Hadzik pun memberi bonus jika pelanggan membeli dalam jumlah banyak.
"Kalau yang lokal harganya Rp 30 ribu per kilo, kalau yang jenis unggul, kayak durian cani dan bawor Rp 35 ribu per kilogram," ujarnya.
Advertisement
Durian Sarakapita, Si Pohon Durian Berkaki Tiga
Hadzik berujar, banyak pemburu durian yang khusus menghabiskan akhir pekan di Alasmalang. Mereka juga langsung berpesta durian di tempat. Durian cani dan bawor khas Alasmalang sudah dikenal berdaging tebal, manis dan legit.
Rupanya, para petani di Alasmalang memiliki rahasia supaya durian mereka berading tebal, manis dan beraroma kuat. Mereka mengembangkan durian sarakapita atau durian berkaki tiga untuk mempercepat masa tumbuh dan mendapat cita rasa terbaik.
Estiko, petani muda Alasmalang, menerangkan, sarakapita adalah teknik okulasi dengan menggabungkan tiga atau lebih batang tanaman unggul saat bibit duren masih berusia muda, antara 1,5 bulan hingga tiga bulan.
“Dari tiga batang ini, satu batang utama dipilih saat batang sudah menyatu,” ujar Estiko.
Dari teknik okulasi ini dihasilkan durian berkaki tiga yang tampak seperti perakaran tanaman bakau. Durian sarakapita diklaim mampu tumbuh lebih cepat dari bibit biasa.
Rahasia Kelezatan dan Umur Panjang Durian Bawor dan Cani
Jika biasanya durian baru berbuah normal pada usia tujuh hingga delapan tahun, durian sarakapita bisa menghasilkan buah terbaik lebih awal, sekitar umur empat tahun.
“Pertumbuhan awal itu lebih bagus. Kalau buah itu tergantung perawatan dan pemupukan. Kalau petani sini lebih banyak yang organik. Kalau organik itu lebih manis jelas, dan pohonnya lebih awet biasanya,” dia menerangkan.
Di Alasmalang, terdapat puluhan jenis durian jenis unggul yang dikembangkan dengan teknik ini. Antara lain, cani, montong, bawor, petruk, dan sejumlah varian durian lokal. Semua jenis bibit durian bisa ditanam dengan teknik sarakapita.
Rahasia lain durian alasmalang manis dan legit adalah aplikasi pupuk organik. Pupuk organik bakal menghasilkan aroma kuat. Budidaya organik juga mengurangi potensi ambrolnya buah muda. Selain itu, masa produksi pohon bisa diperpanjang sehingga bisa mencapai umur 30 hingga 50 tahun.
Advertisement