Liputan6.com, Denpasar - Bandara Ngurah Rai sudah ditutup sejak Senin, 27 November 2017 hingga Rabu, 29 November 2017 karena dampak erupsi Gunung Agung. Dalam tiga hari, ribuan penerbangan terpaksa tertunda.
Berdasarkan data Angkasa Pura I, pada tanggal 27 November 2017, sebanyak 445 jadwal penerbangan di Bandara Ngurah Rai harus ditunda. Hal ini menyebabkan sekitar 59 ribu calon penumpang gagal terbang.
Sementara itu, pada 28 November 2017, sebanyak 443 penerbangan juga harus mengalami pembatalan sehingga menyebabkan 59.539 calon penumpang tidak bisa diberangkatkan.
Baca Juga
Advertisement
Pada hari ini, Rabu (29/11/2017), setelah diumumkan penutupan kembali Bandara Ngurah Rai hingga besok, 30 November 2017, sebanyak 430 penerbangan terganggu. Diperkirakan 57.792 calon penumpang gagal diterbangkan.
"Secara total selama 3 hari penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali terdampak terhadap 1.318 Penerbangan (Domestik & Internasional) dari dan menuju Bali. Untuk total penumpang yang terdampak diperkirakan mencapai 176.331 Penumpang," kata Communication & Legal Section Head PT Angkasa Pura I, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim melalui pesan singkatnya.
Dalam tiga hari penutupan Bandara Ngurah Rai, terlihat jumlah calon penumpang mulai menurun. Hal ini mengingat banyaknya calon penumpang yang sudah memilih transportasi alternatif untuk sampai ke daerah tujuan, seperti dengan kapal atau bus.
Penutupan Bandara Ngurah Rai Diperpanjang Lagi hingga 30 November
Pihak PT Angkasa Pura I kembali menutup operasional penerbangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, hingga Kamis, 30 November 2017 pukul 07.00 Wita. Hal ini karena sebaran abu Gunung Agung masih menutupi wilayah udara bandara.
"Kami evaluasi atas perkembangan situasi penyebaran abu gunung dan arah angin setiap enam jam," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, Rabu (29/11/2017) seperti dilansir Antara.
Menurut Arie, perpanjangan penutupan operasional bandara selama 24 jam telah melalui rapat evaluasi membahas dampak erupsi Gunung Agung yang melibatkan seluruh pemangku kebijakan atau otoritas berwenang di bandara.
Rapat tersebut digelar setiap pukul 01.00 Wita untuk mengevaluasi operasional bandara berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BMKG, Vulcanic Ash Advisory Center (VAAC) di Darwin Australia, laporan pilot dan hasil pengujian di bandara.
Arie menjelaskan, berdasarkan pengamatan meteorologi dari VAAC, semburan abu gunung telah mencapai sekitar 25 ribu kaki bergerak ke arah selatan-barat daya dengan kecepatan 15 knots dan masih mengarah ke Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Prakiraan arah angin, ucap Arie, dari BMKG pada ketinggian atau level mencapai sekitar 3.000 meter arah barat laut-timur, ketinggian 5.000 meter barat laut-timur laut, dan ketinggian 24.000 utara-timur laut.
"Dari laporan pilot pada ketinggian 2.000 hingga 4.000 kaki masih ditemui adanya abu di ruang udara dengan arah angin ke barat daya," ucapnya.
Meski hasil paper test atau pengujian sebaran abu gunung di bandara masih nihil, Arie mengatakan dengan pertimbangan ruang udara di sekitar bandara masih tertutup oleh sebaran abu maka bandara ditutup.
Pihak berwenang telah menerbitkan surat peringatan penutupan Bandara Ngurah Rai kepada pelaku penerbangan dan pilot di seluruh dunia atau notice to airman (notam) dengan nomor A-4298/17.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement