Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia kembali mengecam peluncuran rudal Korea Utara pada 29 November 2017. Kecaman itu diutarakan Kementerian Luar Negeri RI.
Seperti dikutip dari rilis Kemlu RI, Rabu (29/11/2017), tes rudal teranyar yang dilakukan Korea Utara "tidak sejalan dengan semangat untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia."
Baca Juga
Advertisement
"Tindakan uji coba rudal balistik lintas benua yang jatuh di perairan Jepang tersebut, menunjukkan tidak tanggung jawabnya Korea Utara dan bertentangan dengan kewajiban Korea Utara terhadap resolusi DK PBB terkait, khususnya resolusi 2270 (2016), 2321 (2016), 2356 (2017) dan 2371 (2017)," tulis keterangan rilis tersebut.
Selanjutnya, rilis itu menyebut bahwa pemerintah Indonesia mendesak Korea Utara sepenuhnya memenuhi kewajiban internasionalnya, termasuk melaksanakan sepenuhnya resolusi-resolusi DK PBB.
Indonesia menegaskan kembali bahwa stabilitas di Semenanjung Korea sangat penting artinya. RI juga mengajak semua negara, termasuk Korea Utara, untuk berkontribusi terhadap penciptaan perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Sempat Absen Beberapa Bulan, Korea Utara Kembali Tes Rudal
Korea Utara kembali menembakkan rudal balistik pada Rabu dini hari waktu setempat.
Hal tersebut diungkap oleh Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (Joint Chiefs of Staff).
Seperti dikutip dari CNN, Rabu 29 November 2017, saat informasi tersebut diumumkan, rudal Korea Utara diperkirakan masih dalam posisi terbang.
"Korea Utara menembakkan rudal balistik yang belum diketahui jenisnya pagi ini dari Pyongsong, Pyongan Selatan. Misil itu mengarah ke timur," kata pejabat Kepala Staf Gabungan Korsel.
"Kepala staf gabungan sedang menganalisis lebih jauh terkait rudal tersebut bersama pihak Amerika Serikat."
Sebelumnya, pejabat pertahanan dan intelijen AS dilaporkan bertanya-tanya mengapa pemimpin Korut, Kim Jong-un tak melakukan uji coba rudal balistik selama hampir dua bulan.
Sebelum uji coba terakhir Rabu ini, Korea Utara telah meluncurkan 22 misil tanpa hulu ledak aktif, dalam 15 uji coba sejak Februari 2017.
Pejabat AS mengatakan Korea Utara terus mengembangkan rudal, bahan bakar roket dan mesinnya, serta sistem target dan pandu misil.
Pihak Washington DC memperkirakan, Pyongyang mungkin dapat menempatkan sebuah hulu ledak mini di sebuah rudal sekitar tahun 2018.
Jika itu benar terjadi, secara teoretis, Korea Utara bisa meluncurkan misil berhulu ledak di atasnya, yang bisa menyerang AS.
Advertisement