Gunung Agung Erupsi, Ini Imbauan Jokowi untuk Penerbangan

Hingga hari ini Gunung Agung terus menerus mengeluarkan abu vulkanik.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 29 Nov 2017, 12:40 WIB
Salah satu pesawat milik maskapai Citilink terparkir di areal Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Selasa (28/11). Penutupan Bandara Ngurah Rai diperpanjang 24 jam sampai Rabu (29/11) karena dampak letusan Gunung Agung. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan otoritas bandara memperhatikan keselamatan penerbangan. Sebab, hingga hari ini Gunung Agung terus menerus mengeluarkan abu vulkanik.

"Ini sangat membahayakan penerbangan dan tentu saja keselamatan penumpang," kata Jokowi di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Rabu (29/11/2017).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta agar para wisatawan yang turut terkena dampak dari erupsi Gunung Agung dilayani secara maksimal. Jangan sampai para wisatawan yang jumlahnya cukup banyak menjadi tidak terurus, akibat Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali ditutup.

"Saya minta Menteri Perhubungan, Menteri Pariwisata, Gubernur Bali dan Bupati ikut menangani ini. Juga saya akan terus memantau setiap perkembangan yang ada di Gunung Agung," jelas Jokowi.

Jokowi juga telah menginstruksikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI-Polri, Basarnas, dan kementerian terkait untuk bekerja memberikan dukungan kepada Pemerintah Provinsi Bali dalam rangka penanganan pengungsi akibat erupsi Gunung Agung.

"Semuanya harus di-back up dan saya minta jangan sampai ada korban karena terkena letusan," ucapnya.

Jokowi meminta agar masyarakat yang masih berada di radius 8 hingga 10 kilometer, agar segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. Dia berharap masyarakat patuh terhadap setiap instruksi yang diberikan oleh Pemprov ataupun Pemda sehingga terhindar dari bahaya letusan Gunung Agung.

"Jadi saat ini erupsi gunung agung masih terus terjadi. Saya minta masyarakat saya mohon masyarakat terutama yang berada di Provinsi Bali dan lebih khusus yang berada di sekitar Gunung Agung agar tetap tenang mengikuti seluruh saran dan imbauan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah," terang dia.

Gunung Agung kembali erupsi pada 28 November 2017. Akibatnya, abu vulkanik Gunung Agung saat ini masih berada di ketinggian 25 ribu kaki. Abu itu terus bergerak ke arah selatan-barat daya.

"Abu vulkanik di ketinggian 25 ribu feet bergerak ke selatan-barat daya," tulis Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam akun Twitter-nya, Rabu (29/11/2017).

Menurut Sutopo, pergerakan abu vulkanik Gunung Agung itu lantaran mengikuti siklon badai Cempaka.

"Mengikuti tarikan siklon Cempaka," tulis Sutopo.

Akibat abu vulkanik Gunung Agung ini, penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai diperpanjang hingga 30 November 2017 pukul 07.00 Wita.

Saat ini, keberadaan Badai Cempaka ada di Pulau Jawa sisi selatan. Pusat tekanan rendah ini memicu munculnya gelombang tinggi dan berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem, terutama di Pulau Jawa bagian selatan, terutama di Kabupaten Banyumas, Cilacap, dan Kebumen, Jawa Tengah.

Saksikan video di bawah ini:


17 Rute Penerbangan Terdampak

Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI/AirNav Indonesia) kembali mengeluarkan Notice to Airmen (Notam) nomor A4298/17 NOTAMR A4274/17, terkait penutupan sementara Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, akibat abu vulkanik Gunung Agung.

Penutupan tersebut berlaku dari hari ini, Rabu (29/11/2017) pukul 02.16 Wita sampai dengan Kamis, 30 November 2017 pukul 07.00 Wita.

"Rapat dengan stakeholder penerbangan didukung data dari Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC) memutuskan, untuk memperpanjang penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai karena area ruang udaranya masih tertutup debu vulkanik," ungkap Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, Rabu (29/11/2017).

Menurutnya, sebaran debu vulkanik Gunung Agung masih tetap mengarah ke arah selatan, menyebar dengan kecepatan 15 knots pada ketinggian dari permukaan sampai dengan ketinggian level 20 ribu kaki.

Akibatnya, kata Wisnu, sedikitnya tujuh rute domestik dan 10 rute internasional air traffic service (ATS) terdampak oleh debu vulkanik Gunung Agung. Bandara Banyuwangi untuk saat ini berada di luar area yang terdampak debu vulkanik dengan jarak 21 nautical mil kondisi masih normal operasi.

"Begitu pula dengan Bandara Internasional Lombok Praya yang berjarak 26 nautical mil dari area terdampak debu vulkanik, kondisi masih beroperasi normal,” ujar Wisnu.

Wisnu menegaskan, personel navigasi penerbangan terus bersiaga penuh untuk dapat meminimalkan dampak aktivitas Gunung Agung terhadap konektivitas di ruang udara Indonesia. Pihaknya sejak September lalu telah menyiapkan 10 bandara alternatif untuk mengantisipasi aktivitas Gunung Agung.

Ke-10 bandara itu adalah Jakarta, Makassar, Surabaya, Lombok, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Kupang dan Banyuwangi.

"Pemanduan lalu lintas penerbangan dilakukan sesuai standard operation procedure (SOP) yang berlaku dan menghindari area terdampak debu vulkanik sesuai dengan contingency plan yang telah kami susun," ujarnya.

Airnav, ucap Wisnu, akan terus mengoptimalkan sumber daya manusia, peralatan navigasi penerbangan dan prosedur yang dimiliki untuk dapat meminimalkan dampaknya terhadap penerbangan di ruang udara Indonesia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya