Badai Cempaka Menerjang, Sultan Tetapkan DIY Tanggap Darurat

Hujan deras selama dua hari tanpa henti membuat ribuan orang mengungsi di sejumlah wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 29 Nov 2017, 14:30 WIB
Badai Cempaka membuat status DIY Tanggap Darurat selama satu minggu

Liputan6.com, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X menyatakan DIY berstatus tanggap darurat selama satu pekan terhitung sejak Rabu (29/11/2017) karena badai Cempaka. Kejadian itu mengakibatkan tanah longsor yang menelan lima korban jiwa di lima kabupaten dan kota.

"Kepala daerah silakan mengambil kebijakan terkait kebencanaan baik penanganan pengungsi maupun perbaikan sementara dengan dana cadangan," ujar Sultan.

Ia menilai status tanggap darurat diterapkan berdasarkan pertimbangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang melaporkan badai Cempaka berlangsung sampai minggu depan.

Sultan HB X juga meminta masyarakat tetap waspada dan berhati-hati, sembari pemerintah proaktif menginformasikan kondisi terbaru terkait badai Cempaka.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Ribuan Orang Mengungsi

Badai Cempaka membuat status DIY Tanggap Darurat selama satu minggu

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Krido Suprayitno mengatakan, hujan deras yang turun selama lebih dari 36 jam sejak dua hari lalu membuat 1.550 orang mengungsi.

"Pengungsi terbanyak dari Bantul," ucapnya.

Data terakhir, imbuh Suprayitno, sebanyak 750 warga Bantul terpaksa mengungsi.

Adapun berdasarkan laporan yang sudah masuk, di Yogyakarta tercatat sembilan kejadian pohon tumbang, satu banjir, dan sembilan tanah longsor yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia.

Foto dok. Liputan6.com

Bantul menjadi daerah terparah dengan kondisi 67 pohon tumbang, 45 titik tanah longsor, dan 31 titik banjir. Selain menyebabkan satu korban meninggal, tiga jembatan ambrol, yaitu dua di Kecamatan Pundong dan satu di Bangunjiwo.

Sementara, Kabupaten Gunungkidul mengalami sembilan titik pohon tumbang, sembilan titik tanah longsor, dan banjir di 44 lokasi.

"Banyak lokasi banjir karena kondisi sungai yang dangkal," kata Krido.

Badai Cempaka juga menyebabkan satu orang meninggal di Kulon Progo akibat longsor. Tercatat 20 titik pohon tumbang, 27 titik longsor, dan enam titik banjir. Sedangkan di Sleman, ada 17 pohon tumbang, 15 titik tanah longsor, dan 28 titik banjir.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya