Liputan6.com, Yogyakarta - Tim evakuasi berhasil menemukan jenazah ketiga korban longsor Yogyakarta. Korban adalah warga yang tertimbun longsor dekat Sungai Winongo, Kampung Jlagran, Kelurahan Prenggokusuman, Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogyakarta.
Sebelumnya, tim berhasil mengangkat Ambar (40) dan Aurora, si balita tiga bulan, pada Selasa, 28 November 2017. Satu korban lagi, Subarjono, ditemukan Rabu pagi tadi sekitar pukul 10.20 WIB.
Danramil Gedongtengen, Kapten Armed Ronang Sasiarto, mengatakan jenazah terakhir ditemukan di kamar belakang rumah tersebut. "Tertutup reruntuhan talut dan rumah bapak Barjono. Korban ketiga berhasil ditemukan," ujarnya usai evakuasi, Rabu (29/11/2017).
Ia mengaku evakuasi berjalan sangat sulit karena kendala lokasi longsor. Korban longsor Yogyakarta langsung dibawa ke RS Bhayangkara untuk diautopsi.
"Selanjutnya fokus penanganan korban dan pemakaman. Pencarian jenazah dihentikan," ujarnya.
Menurut dia, saat ini pihaknya bersama pemerintah memikirkan warga lainnya yang ada di sekitar lokasi longsor, yaitu 17 KK dan 47 jiwa. Pengungsian ada di balai RW dan musala untuk beberapa hari kemudian.
Baca Juga
Advertisement
"Kajian di bawah layak huni masih menunggu kajian selanjutnya dari pemkot," ujarnya.
Endro Sambodo, Kasie Operasi dan Pelatihan SAR DIY, mengatakan kendala evakuasi dihadapi tim seperti tumpukan material sampai bekas fondasi talut. Ditambah hujan yang terus-menerus.
"Kendala ketiga korban terjepit bangunan dan fondasi. Dengan ketebalan 1 hingga 1,5 meter. Evakuasi hari ini lebih dari 3 jam," katanya.
Sementara itu, Hibur Pintono selaku Ketua RW 1 mengatakan, korban akan dimakamkan bersama. Rencananya, dikuburkan di pemakaman umum Badran.
"Dimakamkan di Pakuncen, kita upayakan bersama agar segera suasana duka bisa hilang, kalau enggak bareng nanti masih repot. Mungkin jam satu atau jam dua," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Sekolah Diliburkan
Bencana banjir dan longsor Yogyakarta membuat kegiatan belajar mengajar diliburkan sebagian sekolah. Kepala Disdikpora DIY, Baskara Aji, mengatakan pihaknya memerintahkan kepada masing-masing kabupaten atau kota untuk memeriksa kondisi sarana-prasarana sekolah.
Bila situasi dan kondisi sekolah dan lingkungan sekolah tidak memungkinkan untuk proses pembelajaran agar kebijakan siswa belajar di rumah diberlakukan.
"Untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan warga sekolah, sekiranya ada yang dalam kondisi tdak baik agar di upayakan perbaikan," katanya, Rabu (29/11/2017).
Aji menjelaskan, pihaknya masih menunggu laporan dari masing-masing kabupaten atau kota yang terdampak bencana. Baik sekolah yang rusak maupun kegiatan belajar mengajar.
"Kita masih menunggu laporannya, baik di Gunungkidul sampai Kulon Progo," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kulon Progo, Sumarsana mengatakan, pihaknya juga sudah menginstruksikan kepada bawahannya jika sekolahnya tidak memungkinkan kegiatan belajar mengajar agar diliburkan. Aktivitas belajar dilaksanakan di rumah masing-masing.
"Silakan kepada kepala sekolah untuk liburkan. Sementara ada empat sekolah yang libur, yaitu SD1 Panjatan, SD Wonosoro, SD 3 Tukin dan SD 4 Tukin," katanya.
Ia tahu kondisi banjir dan longsor membuat kepala sekolah tidak bisa berkomunikasi. Dengan demikian, kewenangan meliburkan sudah berlaku sejak hari ini.
"Kita tunggu perkembangan. Harapannya hujan berhenti hari ini, sehingga besok belajar bisa berjalan. Ini merupakan banjir terbesar di Kulon Progo dalam beberapa waktu terakhir," ujarnya.
Advertisement