Abu Gunung Agung Menurun, Peringatan Penerbangan Jadi Oranye

PVMBG menjelaskan, abu Gunung Agung yang dilontarkan kemarin masih terus bergerak di langit Bali.

oleh Dewi Divianta diperbarui 29 Nov 2017, 15:17 WIB
Warga desa melihat Gunung Agung yang mengeluarkan asap dan abu vulkanis dari Karangasem, Bali, Rabu (29/11). Meskipun Gunung Agung terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik, sebagian warga memilih tetap beraktivitas. (AP/Firdia Lisnawati)

Liputan6.com, Karangasem - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat ketinggian abu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Agung menurun. Jika sebelumnya ketinggian abu mencapai 6 ribu di atas permukaan laut (mdpl) bahkan lebih, kini ketinggian abu terpantau hanya 1.500-2.000 mdpl.

PVMBG pun mengubah status Vulcano Observatory Notice for Aviation (VONA) dari berwarna merah menjadi oranye. Hal itu dibenarkan oleh Kepala PVMBG, Kasbani, saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (29/11/2017).

Menurut dia, penurunan warna itu berkaitan dengan aktivitas embusan abu yang relatif turun. "Ini terkait dengan embusan abu relatif turun kurang dari 6 ribu meter di atas permukaan laut," ujar dia.

Hanya saja, Kasbani menjelaskan abu yang dilontarkan kemarin masih terus bergerak di langit Bali. "Kita update terus perkembangannya. Kalau ketinggiannya signifikan, bukan tidak mungkin kita ubah rekomendasinya," ujar Kasbani.

 


Pengungsi Kena ISPA

Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek mengungkapkan, banyak pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Agung Bali, terkena penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Namun, Nila menyebut masalah tersebut telah teratasi.

"Pengungsi kebanyakan masalahnya ISPA. Yang terakhir saya terima di puskesmas, banyak ISPA," ujar Nila Moeloek di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (29/11/2017).

Menurut dia, sebagian pengungsi yang mengalami ISPA telah dibawa ke puskesmas. Nila juga menjelaskan kebanyakan pengungsi yang terserang ISPA adalah orang tua. Namun, mereka kini telah mendapat perawatan medis di Rumah Sakit di Karangasem, Bali.

"Tapi semua teratasi. Mereka (tenaga medis) sistemnya sudah siap. Dan nomor darurat 119 juga sudah siap. Bahan-bahan juga lengkap," ucapnya.

Dia juga menegaskan bahwa penanganan terhadap pengungsi Gunung Agung sudah dimulai sebelum erupsi terjadi. Untuk itu, menurut Nila, sistem penangannya sudah terbentuk dengan baik.

"Soal kesehatan, kita kan mulainya bukan sekarang. Dari sebelumnya kan sudah mulai jaga. Sistemnya sudah terbentuk, insyaallah sudah bisa diatasi jangan sampai terjadi sesuatu," ujar dia.‎

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya