RI Investasi Bangun Infrastruktur, Ekonomi Bakal Tumbuh 6 Persen

Menko Darmin Nasution menuturkan, Indonesia mampu keluar dari perlambatan ekonomi 2000-2016.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Nov 2017, 15:45 WIB
Menko Perekonomian Darmian Nasution saat mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang ‎Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia baru bisa menyentuh level enam persen dalam tiga tahun ke depan.

Darmin mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia belum bisa menyentuh level enam persen pada 2018. Meski pembangunan infrastruktur sudah dilakukan, ‎dia memperkirakan baru mencapai 5,3-5,4 persen.

"Tahun depan bagaimana?, memang kita fondasi sudah dibangun dengan baik belum selesai, saat dia menghasilkan sebagian selesai, sebagian dibangun," kata Darmin, saat menghadiri CEO Forum, di kawasan Kuningan Jakarta, Rabu (29/11/2017).

Darmin menuturkan, jika infrastruktur yang dibangun pemerintah ‎telah rampung dan beroperasi, dapat menunjang kegiatan perekokonomian, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Darmin mengatakan, infrastruktur yang telah dibangun ‎akan beroperasi pada tiga tahun mendatang. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tumbuh enam persen dalam tiga tahun mendatang.

"Dampaknya baru keluar mungkin pertumbuhan 6 persen, baru kita lihat tiga tahun dari sekarang," ujar dia.

Darmin mengungkapkan, Indonesia merupakan negara yang cepat keluar dari perlambatan ekonomi dunia sejak 2000 sampai 2016. Indonesia juga memanfaatkan momen perlambatan ekonomi dunia dengan mendorong investasi pada infrastruktur.

"Kita pada momen itu mendorong investasi pada bidang infrastruktur, kelebihan dari kita mendorong investasi di bidang infrastruktur adalah investornya ada. Kalau investor bidang industri dan ‎ekspor di bingung mau diekspor ke mana, tapi kalau bangun pelabuhan infrastruktur jadi dalam lima tahun," tutur Darmin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 5,1 Persen-5,5 Persen pada 2018

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) kembali menggelar Pertemuan Tahunan BI 2017. Acara yang mengangkat tema Memperkuat Momentum ini dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam sambutannya, Gubernur BI Agus Martowardojo memaparkan soal pertumbuhan ekonomi Indonesia.Di 2017, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan sebesar 5,1 persen. Untuk inflasi, ‎akan berada di kisaran 3 persen-3,5 persen dan neraca transaksi berjalan defisit di bawah 2 persen.

"Perbaikan ekonomi global berdampak ke ekonomi domestik. Hal ini didorong oleh kinerja ekspor dan investasi yang membaik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2017 diperkirakan mencapai 5,1 persen, dengan tetap terjaganya stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan yang terjaga," ujar dia di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Selasa 28 November 2017.

BI memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 berada di kisaran 5,1 persen-5,5 persen. Pertumbuhan ini akan lebih baik dibandingkan tahun ini. Untuk inflasi, 3 persen plus minus 1 persen serta defisit neraca transaksi berjalan berada di bawah 3 persen.

"Pertumbuhan ekonomi di 2018 berada di rentang Rp 5,1 persen-5,5 persen. Dengan permintaan domestik sebagai motor utamanya. Adapun, pertumbuhan kredit sebesar 10 persen-12 persen dan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 9 persen-11 persen," kata dia.

Selain memproyeksikan pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan, BI juga memprediksi pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah.

Pada 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai 5,8 persen-6,2 persen. Meski terlihat tinggi, namun BI optimistis pertumbuhan ekonomi akan tercapai. Sedangkan inflasi 3 persen plus minus 1 persen serta defisit necara transaksi berjalan berada di bawah 3 persen‎.

Hal ini didorong oleh kebijakan pembangunan infrastruktur. Program pembangunan yang digenjot oleh pemerintah diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara cepat di masa mendatang. Hal ini seperti yang juga dialami oleh negara-negara yang menggenjot pembangunan infrastrukturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya