Liputan6.com, Jakarta - Bondan Winarno mengembuskan napas terakhir pada pukul 09.05 pagi tadi di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Dia meninggal dunia dalam usia 67 tahun.
Banyak orang merasa kehilangan dengan sosok yang terkenal dengan slogan "poko'e maknyus" ini. Mereka pun mengucapkan belasungkawa di berbagai media sosial.
Advertisement
Sebelum meninggal, tokoh kuliner Indonesia itu sempat mengungkapkan kondisi aneurisme aorta yang dideritanya. Penyakitnya itu terdeteksi pada 2015 lalu.
"April 2015, sewaktu Annual Medex di HSC KL (Kuala Lumpur), ditemukan dilatasi (penggembungan) pada aorta saya pada tahap awal. Dlm bhs medis, penyakit ini disebut: aorta aneurysm," tulis Bondan Winarno di laman Facebook JalanSutra.
Beragam upaya sudah dilakukan untuk kembali pulih. Bondan pun harus terbang ke negeri tetangga untuk menjalani pengobatan. Selain itu, masih banyak lagi kabar terkait upaya Pak Bondan agar kembali pulih dari sakitnya.
Dari catatan Liputan6.com, ada tiga usaha Pak Bondan dalam menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Apa saja? Ini dia.
1. Operasi Jantung
Tokoh kuliner nusantara, Bondan Winarno, tutup usia. Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, pria yang akrab dengan sapaan Pak Bondan Maknyus itu sempat menjalani operasi jantung dua kali.
"Pak Bondan mengalami komplikasi jantung dan sudah operasi yang kedua. Pas kedua, ada komplikasi, ada bakteri menyebar. Saya hanya tahu sebatas itu. Beliau sudah berusaha dirawat," tutur anak kedua Bondan Winarno, Eliseo Racket, di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat, Rabu (29/11/2017).
Menurut dia, mantan wartawan yang berusia 67 tahun itu sudah dua minggu dirawat di RS Harapan Kita. Operasi jantung yang kedua baru dijalani pada Kamis, 23 November lalu.
"Yang jelas dia memang mengalami infeksi dan komplikasi," kata Eliseo.
Bondan Winarno meninggalkan dua putra dan satu putri. Kini, pihak rumah sakit masih melakukan pengurusan jenazah.
"Waktu dioperasi kedua kali, dibilang ada infeksi. Tapi detailnya terlalu rumit buat saya," Eliseo menandaskan.
Advertisement
2. Bolak-Balik Malaysia
Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, pria yang akrab dengan sapaan Pak Bondan Maknyus ini memang sudah rutin memeriksa kesehatannya dan sering bolak-balik ke rumah sakit di negeri jiran Malaysia.
Anak kedua Bondan Winarno, Eliseo Racket, menyampaikan, cek medis ayahnya juga mencakup pemeriksaan jantung yang diketahui mulai mengalami gangguan kesehatan.
"Dia medical check-up tiap tahun di Malaysia," tutur Eliseo di Rumah Sakit (RS) Harapan Kita, Jakarta Barat, Rabu (29/11/2017).
Menurut Eliseo, rekam medis ayahnya di Malaysia selalu baik. Namun, beberapa bulan belakangan, gangguan penyakitnya mulai lebih berat dan akhirnya dia memutuskan agar dirawat di rumah sakit.
"Dan hasilnya oke saja. Tapi dia memutuskan ingin dirawat di sini," jelas dia.
3. Operasi Ganti Katup Aorta
Wartawan dan pakar kuliner Indonesia, Bondan Winarno, tutup usia Rabu pagi ini. Sebelumnya, pada pertengahan November 2017, pria yang akrab dengan jargon "maknyus" ini sempat dirawat.
Mantan Pemimpin Redaksi Suara Pembaruan ini sempat dirawat di rumah sakit pada pertengahan November 2017. Ucapan simpati mengaliri Twitternya @PakBondan.
Namun, Bondan Winarno tidak banyak bercerita mengenai sakit yang dideritanya itu. Dia bahkan sempat menuliskannya di milis JalanSutra. Arie Parikesit menyebut tulisan tersebut baru saja diungkap Bondan sesaat sebelum mengembuskan napas terakhir.
"Beberapa saat lalu di milis @jalansutra Pak Bondan sempat buka rahasia sbb. Keluarga JSku memang menjadi sapaan kesayangan beliau di milis," tulis Arie.
Berikut tulisan Bondan Winarno yang membeberkan penyakit yang diidapnya. Tulisan itu di antaranya:
10. Dlm pemeriksaan oleh Dr. Iwan, setelah memeriksa hasil medical record terakhir di HSC KL, HANYA dgn stetoskop, Dr. Iwan menemukan masalah lain: katup aorta saya bocor. Saya diminta utk segera ke PJN Harapan Kita keesokan harinya utk pemeriksaan echo. Dlm pemeriksaan echo di Harkit, 65% confirmed bahwa katup aorta saya bocor. Saya kemudian menjalani TEE (endoscopy) utk mendapatkan 90% konfirmasi. Demikianlah, dlm waktu singkat tim dokter Harkit menemukan kelainan lain yg perlu segera ditangani.
11. Dr. Iwan me-refer saya kpd tim bedahnya, Dr. Dicky Alighiery Hartono, ahli bedah vaskular lulusan Korsel. Ini adalah pembedahan paling berat, rumit, dan sulit, berlangsung 5-6 jam. "Mumpung Pak Bondan sdg fit, kita lakukan segera, ya?"
12. 27 Sept 2017 pagi saya menjalani 2 operasi sekaligus: penggantian katup aorta dan penggantian aorta yang nengalami dilatasi. Operasi berlangsung selama 5 jam dan dinyatakan berhasil. Saya siuman di ICU sore hari dan dirawat selama 24 jam di ICU. Dari ICU saya dipindah ke Intermediary Ward.
Advertisement