Jokowi Minta Jurusan di Perguruan Tinggi Ikut Perkembangan Zaman

Jokowi mengingatkan jika fakultas atau jurusan di perguruan tinggi tidak pernah berubah sejak lebih dari 30 tahun yang lalu.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Nov 2017, 16:29 WIB
Ilustrasi mahasiswa di perguruan tinggi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pihak terkait di dunia pendidikan untuk mengubah rutinitas kegiatan belajar mengajarnya. Selain itu, perguruan tinggi di dalam negeri juga dituntut untuk berinovasi dan membentuk jurusan pendidikan yang mengikuti perkembangan zaman.

Menurut Jokowi, saat ini bukan saatnya lagi para pelajar dan mahasiswa di Indonesia diberikan materi yang bersifat hafalan. Para pelajar tersebut harus langsung diberikan permasalahan yang harus bisa diselesaikan.

"Mestinya anak-anak kita harus dihadapkan pada tantangan belajar yang ada, rutinitas yang ada bukan normatif. Problem based learning, anak-anak sering dihadapkan pada tantangan bagaimana cari solusi, bukan hafalan,” ujar dia di Jakarta, Rabu (29/11/2017).

Dalam beberapa kesempatan, bahkan Jokowi seringkali mengingatkan jika fakultas atau jurusan di perguruan tinggi tidak pernah berubah sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Menurut dia, seharusnya fakultas atau jurusan di perguruan tinggi mengikuti perkembangan yang ada.

“Bertahun-tahun fakultasnya itu saja, jurusannya itu saja. Fakultas Ekonomi jurusannya studi pembangunan, akuntansi, manajemen, nggak ada jurusan digital ekonomi, jurusan retail tidak ada, jurusan toko online tidak ada. Dunia sudah berubah cepat sekali, kalau tidak berubah kita akan ditinggal," jelas dia.

 


Harus Disiapkan Sejak Masuk Perguruan Tinggi

Sementara itu, Head Of Executive Board Tanoto Foundation, Sihol Aritonang mengatakan untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas harus disiapkan sejak awal masuk perguruan tinggi. SDM yang dicetak di perguruan tinggi, bukan hanya dituntut untuk memiliki kemampuan akademik yang baik, namun juga didukung keterampilan (soft skills).

Namun untuk mencapai hal ini, lanjut Sihol, jug‎a dibutuhkan dukungan finansial untuk memastikan SDM ini bisa menuntut ilmu keterampilan secara baik. Oleh sebab itu, muncul beragam sistem beasiswa yang disediakan baik oleh pemerintah maupun swasta.

"Selain meningkatkan daya saing, beasiswa untuk mahasiswa ini bertujuan untuk menciptakan calon pemimpin yang baik. Beasiswa tersebut juga mengembangkan keterampilan dan kepedulian terhadap sesama," tandas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya