Gunung Agung Meletus, Ekonomi Bali Bisa Rugi Rp 243 Miliar Sehari

Gunung Agung meletus dikhawatirkan bisa menyulitkan pencapaian pemerintah menarik 20 juta turis

oleh Vina A Muliana diperbarui 29 Nov 2017, 23:11 WIB
Kondisi Gunung Agung yang mengeluarkan asap tebal di Kabupaten Karangasem, Bali (28/11). Kepulan asap tebal ini terjadi karena ada dua lubang asap vulkanis. (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Erupsi Gunung Agung yang telah berlangsung selama beberapa hari belakangan memberikan dampak ke berbagai bidang termasuk ekonomi. Penutupan Bandara Ngurah Rai yang dilakukan menyusul adanya erupsi pun memberikan efek cukup besar pada ekonomi lokal.

Analis dari Concord Consulting Keith Loveard mengatakan, besar kerugian yang ditanggung perekonomian Bali bisa mencapai US$ 18 juta atau Rp 243 miliar sehari. Hal ini disebabkan karena banyaknya turis yang membatalkan liburannya di musim dingin atau saat momen natal dan tahun baru tiba.

"Ada sinyal sangat besar bahwa turis akan berpikir untuk pergi ke tempat yang lain," tutur Loveard seperti dikutip dari CNNMoney, Rabu (29/11/2017).

Adanya bencana alam ini pun dikhawatirkan bisa menyulitkan pencapaian pemerintah menarik 20 juta turis hingga tahun 2019. Sementara itu Bali memberikan sumbangsih 40 persen dari kedatangan turis ke Indonesia.Presiden Joko Widodo juga ingin pariwisata Indonesia menyumbang 8 persen PDB negara. Angka ini naik dari tahun lalu yang hanya sebesar 4 persen.

"Adanya kejadian Gunung Agung ini bisa menyulitkan tercapainya niat tersebut," tambah Loveard.

Meski begitu, erupsi Gunung Agung ini diprediksi tidak akan memberikan implikasi besar pada perekonomian Indonesia. Lembaga konsultan Nomura mengungkap, Bali hanya menyumbang 1,5 persen dari total PDB Indonesia.

 


Jangan Terlantarkan Turis

Meningkatnya aktivitas Gunung Agung menjadi awas membuat kegiatan transportasi udara terhenti. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta instansi terkait menangani turis yang mobilitasnya terhambat atas penutupan Bandara Ngurah Rai.

Jokowi mengatakan, Kementerian Perhubungan dan Otoritas Bandara harus memperhatikan keselamatan, karena erupsi membahayakan penerbangan. Untuk menghindari hal yang tidak dinginkan, maka bandara terpaksa tutup.

"Kementerian Perhubungan dan otoritas bandara, betul memperhatikan keselamatan, ini membahayakan penerbangan dan keselamatan penumpang," kata Jokowi, di saat menghadiri CEO Forum, di kawasan Kuningan, Jakarta, ‎Rabu (29/11/2017).

Jokowi menuturkan, sektor pariwisata harus diperhatikan. Wisatawan harus ditangani dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan alat transportasi alternatif akibat penutupan bandara.

"Pariwisata agar ditangani, sebaiknya jangan sampai tidak terurus, karena bandara ditutup. Saya minta Menteri Perhubungan, gubernur, bupati, menangani ini juga," tutur Jokowi.‎

Selain wisatawan, Jokowi juga mengimbau agar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri dan Badan Sar Nasional (Basarnas) menangani pengungsi dengan baik, agar bencana letusan Gunung Agung tersebut tidak memakan korban jiwa.‎

"Saat ini erupsi Gunung Agung masih terjadi, saya minta masyarakat terutama di Bali lebih khusus di sekitar gunung agar tetap tenang, mengikuti saran imbauan pemerintah daerah dan bagi mereka di radius 8-10 meter betul mengungsi untuk keselamatan," ujar Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya