Liputan6.com, Jakarta PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum resmi menjadi induk usaha (holding) BUMN di sektor pertambangan. Banyak rencana strategis Inalum pasca terbentuknya holding BUMN tambang ini.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, untuk pasar dalam negeri, akan ada beberapa sinergi dengan anggota holding dalam meningkatkan perannya di program-program pemerintah.
Baca Juga
Advertisement
Seperti Bukit Asam, akan semakin lincah dalam membantu PT PLN membangun 35 ribu Mega Watt (MW) sebagai pemasok bahan baku listriknya yaitu batu bara.
"Saya dengan Pak Ari (Dirut Antam) akan bisa kerjasama bangun pabrik Alumina, jadi Antam tidak perlu khawatir pembelinya siapa. Ini akan tambah deviden buat negara dan bisa kurangi cost," tegas Budi di Jakarta, Rabu (29/11/2017).
Hal yang lebih menggembirakan, dengan Inalum menjadi holding tambang, Budi memimpikan Inalum punya kantor di California, Amerika Serikat (AS) dan London.
Di AS, Budi Mengaku mencita-citakan memiliki Research and Development (R&D) khusus untuk mempelajari perkembangan teknologi baterai. Inalum, melalui aggota holdingnya yaitu PT Timah memiliki potensi melimpah bahan baku pembuatan baterai, yaitu rare earth.
Selama ini, baterai menjadi daya semua teknologi yang digunakan. Mulai dari telepon seluler (ponsel) hingga mobil pun telah dikembangkan dengan sumber penggerak baterai.
London Jadi Kantor Pusat
Sementara di sisi lain, Timah merupakan perusahaan yang memiliki pasar terbesar ke dua di dunia. Di mana rare earth milik Timah masih belum termanfaatkan dengan baik.
"Ini adalah bagian dari rencana kita dalam menciptakan produk baru dan memiliki daya saing tinggi. Jadi ke depan kita akan melakukan penjajakan kerjasama dengan beberapa perusahaan luar negeri," tambah dia.
Tak hanya teknologi baterai, Inalum di AS juga akan mengembangkan alumunium untuk bisa dijadikan bahan baku beberapa produk seperti kabel listrik dan body mobil.
"Kita tahu Tesla, itu untuk menjadikan kendaraannya memiliki daya dorong ringan itu sudah menggunakan alumunium. Kita harus berfikir ke situ," katanya.
Tidak hanya di AS, Budi juga ingin menjadikan London sebagai kantor pusat pemasaran produk tambang Indonesia untuk wilayah eropa dan sekitarnya.
Selama ini sebenarnya PT Timah sudah memiliki gedung di London sebagai kantor perdagangan hasil produksinya di pasar dunia. Karena di sana menjadi tempat perdagangan logam terbesar di dunia, yaitu London Metal Exchange.
"Jadi rencana kita akan jadikan kantor Timah itu sebagai pusat perdagangan produk tambang kita dunia," ujar Mantan Dirut Bank Mandiri itu.
Advertisement