Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulaangan Bencana (BNPB) menegaskan, setelah diguncang tremor over scale selama setengah jam pukul 13.30 Wita hingga pukul 14.00 Wita, Gunung Agung melontarkan batu super panas sejauh 4 kilometer.
Batu yang lebih besar dari kepalan tangan manusia itu bersuhu 500 derajat Celsius.
Advertisement
"Lontaran batu hingga radius 4 km dari puncak kawah Gunung Agung memang terjadi pada 28/11/2017 siang. Jadi bukan hoax," tulis Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam akun Twitternya @Sutopo_BNPB, Kamis (30/11/2017).
Lontaran batu itu terjadi setelah tremor menerus hingga over scale, kemudian terjadi letusan. "PVMBG telah melaporkan hal ini ke BNPB," tulis Sutopo lagi.
Sementara, Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, menjelaskan lontaran batu itu terekam dalam gambar yang diterima oleh institusinya.
"Lontaran batu, kemarin kita menerima gambar yang mengindikasikan lontaran batu," ujar Devy di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Kamis (30/11/2017).
Devy belum bisa memastikan langsung ke lokasi karena masuk radius bahaya. "Kita belum bisa memastikan sampai saat ini kenapa, kita belum berani ke sana. Nanti kalau sudah berani kita akan ke sana," ujarnya.
Ancaman Lontaran Batu Panas
Namun, Devy melanjutkan, perlu disadari letusan kemarin cukup besar dengan VEI skala II. Saking besarnya hingga over scale alias alat perekam gempa tak mampu merekam gempa tremor. "Amplitudonya melebihi kapasitas," tuturnya.
Dalam kondisi demikian, Devy melanjutkan, lontaran batu berpotensi terjadi. "Dalam rekomendasi kita lontaran batu sangat memungkinkan. Terjadi atau tidak, kita tidak perlu meributkan hal itu. Tapi kita perlu menyampaikan potensi itu ada," ucap dia.
"Masalah nanti batunya beneran atau tidak, itu nanti saja di akhir krisis kita cari ke sana batunya. Sekarang dalam kondisi saat ini yang perlu masyarakat tahu di dalam zona bahaya ancaman lontaran batu itu ada," kata Devy.
Saksikan video di bawah ini:
Advertisement