Pengakuan Eks Karyawan yang Sempat Hapus Akun Twitter Trump

Akun Twitter Donald Trump sempat hilang selama 11 menit. Belakangan diketahui akun tersebut dihapus oleh seorang karyawan Twitter.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 01 Des 2017, 09:00 WIB
Akun Twitter Presiden Donald Trump menghilang (Sumber: The Guardian)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, media asing memberitakan seorang karyawan Twitter telah menonaktifkan akun Twitter milik Presiden Donald Trump, @realDonaldTrump.

Akun Twitter orang nomor satu di Amerika Serikat itu disebut-sebut sempat hilang selama 11 menit dan kembali bisa diakses setelahnya.

Selama ini nama karyawan tersebut tetap dirahasiakan. Namun, belakangan ini seorang pria bernama Bahtiyar Duysak mengaku dialah karyawan Twitter yang menghapus akun Donald Trump.

Seperti dikutip The Verge, Kamis (1/11/2017), Duysak merupakan seorang warga negara Jerman keturunan Turki. Ia sempat bekerja di Twitter melalui perusahaan kontraktor bernama Pro Unlimited.

Dalam pernyataannya, Duysak mengaku langkahnya menonaktifkan akun Twitter Trump adalah sebuah kesalahan. Ia tidak pernah berpikir akun Trump benar-benar dinonaktifkan.

Ia bahkan menyebut, pada hari terakhirnya bekerja terdapat serangkaian kebetulan, seolah-olah ia sengaja melakukannya.

"Saya lelah sekali, semua orang bisa saja melakukan kesalahan dan aku telah melakukan kesalahan," tutur Duysak.

 


Berawal dari Laporan Pengguna

Dia menjelaskan, kejadian bermula saat seorang pengguna Twitter melaporkan akun Trump atas tudingan mencuitkan kata-kata makian di hari terakhir Duysak bekerja.

"Sebagai tindakan terakhir, Duysak mencoba menonaktifkan (akun Trump), kemudian mematikan komputer dan meninggalkan gedung," tulis Tech Crunch dalam laporannya.

Mantan karyawan Twitter Bahtiyar Duysak yang sempat nonaktifkan akun Donald Trump (Sumber: Tech Crunch)

Duysak tak menjelaskan apa motivasi maupun berkomentar lain mengenai akun Twitter Trump. Ia hanya merasa aneh bahwa akun asli Trump dapat dengan mudahnya dinonaktifkan.

Bahkan, dia tak percaya gara-gara hal tersebut Duysak sempat diinvestigasi oleh FBI, padahal Twitter telah meminta penjelasan atas aksinya itu. Ia pun berharap dapat menjalani hidup yang biasa tanpa perhatian dari banyak orang.

Gara-gara kasus ini pula, Duysak mengaku tidak akan bekerja di perusahaan teknologi dalam waktu dekat. "Tapi saya mencintai Twitter dan saya mencintai Amerika," tuturnya.


Kesalahan Manusia

Mulanya, penonaktifan akun Twitter Trump dianggap sebagai sebuah kesalahan. Namun, Twitter kemudian membuat pernyataan bahwa seorang karyawan secara sengaja menonaktifkan akun Trump.

Disebutkan, sebelumnya terdapat banyak permintaan kepada Twitter untuk menonaktifkan akun Twitter Donald Trump. Hal ini berkaitan dengan ancaman-ancaman yang diucapkan Trump kepada Korea Utara.

Meski begitu, Twitter tidak menonaktifkan akun Trump. Sebelum pihak Twitter memberikan pernyataan, muncul spekulasi bahwa suami Melania Trump itu telah menonaktifkan sendiri akunnya.

Bahkan, ada juga pendapat yang menyebut akun Twitter pribadi orang nomor satu di Amerika Serikat itu telah diretas.

Trump juga sempat dikritik lantaran dirinya menggunakan password yang standar, tidak pernah diperbarui, hingga penggunaan perangkat Android lawas beberapa saat setelah pindah ke White House.

Kendati begitu, Trump akhirnya berganti dengan smartphone yang dianggap telah memenuhi standar keamanan departemen Secret Service.

(Tin/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya