Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah menjelang libur panjang. Bahkan, pelemahan IHSG turun tajam hingga di bawah level 6.000.
Pada penutupan perdagangan saham Kamis (30/11/2017), IHSG turun 109,22 poin atau 1,8 persen ke posisi 5.952,13. Indeks saham LQ45 melemah 2,65 persen, dan catatkan penurunan terbesar.
Ada sebanyak 215 saham tertekan sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan 132 saham menghijau. 119 saham lainnya diam di tempat.
Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.058 dan terendah 5.952. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 359.139 kali dengan nilai transaksi 24,3 miliar. Nilai transaksi harian saham Rp 13,8 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 2,02 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.524.
Baca Juga
Advertisement
Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatatkan transaksi capai Rp 1,1 triliun di pasar reguler. Harga saham BBTN naik 1,27 persen ke posisi Rp 3.200 per saham. Investor asing pun banyak melakukan aksi beli saham BBTN capai Rp 256,11 miliar.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,38 persen dan sektor tambang mendaki 0,04 persen. Sektor saham aneka industri tergelincir 3,53 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi melemah 3,19 persen dan sektor saham manufaktur merosot 3,01 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham CTTH naik 10,89 persen ke posisi Rp 112, saham MASA melonjak 8,75 persen ke posisi Rp 348, dan saham INPC mendaki 5,62 persen ke posisi Rp 94.
Saham-saham kapitalisasi besar pun alami penurunan. Saham HMSP turun 4,87 persen ke posisi Rp 4.100, saham ASII merosot 4,49 persen ke posisi Rp 7.975, dan saham BBCA tergelincir 3,9 persen ke posisi Rp 20.350.
Investor asing pun banyak melakukan aksi jual ke sejumlah saham antara lain saham BBCA merosot Rp 368,03 miliar, SMRA alami aksi jual Rp 171,69 miliar, dan saham UNVR alami aksi jual Rp 169,9 miliar.
Bursa saham Asia pun tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,51 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 1,45 persen, indeks saham Shanghai melemah 0,62 persen, indeks saham Singapura susut 0,04 persen dan indeks saham Taiwan turun 1,43 persen. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,57 persen.
"IHSG konsolidasi jelang akhir pekan. Ditambah harga komoditas yang masih tertekan," ujar Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya saat dihubungi Liputan6.com.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Melemah di Awal Sesi
Sebelumnya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Pergerakan IHSG senada dengan bursa Asia.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (30/11/2017), IHSG turun 8,34 poin atau 0,14 persen ke posisi 6.034,02.
Tekanan IHSG berlanjut pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG melemah 5,5 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.055,8. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,20 persen ke 1017,1. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Investor asing pun melakukan aksi jual Rp 6,43 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.510.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor industri dasar yang naik 0,31 persen, sektor saham pertambangan menguat 0,17 persen, sektor saham perkebunan menanjak 0,06 persen.
Sementara itu, sektor saham konsumsi turun 0,62 persen, sektor saham manufaktur melemah 0,33 persen dan sektor saham perdagangan susut 0,29 persen.
Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham RBMS naik 11,94 persen ke posisi Rp 300, saham SIPD menanjak 10 persen ke posisi Rp 770 per saham, dan saham Wege mendaki 6,21 persen ke posisi Rp 550 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PSDN merosot 3,37 persen ke posisi Rp 402, saham ELSA merosot 2,07 persen ke posisi Rp 312, dan saham SMBR turun 1,96 persen ke posisi Rp 2.500 per saham.
Advertisement