Liputan6.com, Surabaya - Kabupaten Pacitan dilanda banjir dan longsor, hingga hari ini kondisi hujan dan gelombang tinggi masih terjadi. Akibatnya, sejumlah jalur menuju Pacitan saat ini yang terputus.
Jalu-jalur tersebut antara lain:
1. Ponorogo-Pacitan terputus di Slahung kondisinya longsor
2. Ponorogo-Ngadirojo (Wonogiri)-Pacitan kondisinya banjir
3. Ponorogo-Ngrayun-Tulakan-JLS kondisi longsor di desa Ngadirojo
4. Ponorogo-Gemaharjo (Pacitan) kondisi longsor
5. Pacitan Arjosari-Wonogiri, Purwantoro (Jateng) putus jembatan di Kecamatan Nawangan.
Tim Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur telah melakukan upaya penanganan dengan mengirimkan peralatan dan logistik untuk warga Pacitan yang dipimpin langsung Kepala Pelaksana BPBD Jatim Sudarmawan dengan BKO BPBD kabupaten/kota terdekat.
"Sayangnya, akses menuju Pacitan dari Ponorogo terputus. Kepala Pelaksana BPBD Jatim belum bisa masuk ke Pacitan, beliau memutar lewat jalur Jawa Tengah menuju Pacitan. Akses komunikasi keluar dan masuk di Pacitan juga terputus. Kami belum bisa kontak teman BPBD Pacitan," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim Yanuar Rachmadi, Rabu (29/11/2017).
Baca Juga
Advertisement
Tercatat bantuan yang akan dikirim ke Pacitan antara lain selimut, makanan siap saji, genset, alat komunikasi, family kid, perahu karet BKO dari Nganjuk, Ngawi, Madiun, Magetan dan Ponorogo. Selain itu, bantuan uang santunan untuk korban bencana.
Seluruh bantuan beserta tim BPBD Provinsi dan BPBD kabupaten/kota terdekat telah bergerak untuk penanganan banjir di Pacitan. Namun, akses dari dan menuju Pacitan putus, sementara tim berada di Ponorogo dan daerah ini pun tengah mengalami banjir.
Tercatat dampak Banjir Ponorogo berada di Kelurahan Paju dan Pinggir Sari Kecamatan Ponorogo. Pengungsian berada di Masjid Agung Ponorogo dengan jumlah pengungsi 22 kepala keluarga atau sekitar 80 jiwa. Bantuan personel dari ACT sebanyak 50 personel, 4 perahu karet, dan alat evakuasi.
Normalisasi jalan menuju Pacitan baru bisa diupayakan pada Rabu, 29 November 2017, oleh UPT milik Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim sebagai upaya membuka akses jalan yang terkena longsor.
Untuk saat ini, komunikasi terputus dengan personel di Pacitan, karena di lokasi banjir terjadi pemadaman listrik. Lokasi pengungsian sementara ada di GOR Pacitan dan Masjid Sinorboyo.
"Diharapkan seluruh personel dan instansi teknis lainnya mempersiapkan kebutuhan penanganan evakuasi dan persiapan logistik untuk menunggu perintah pergerakan," ujarnya.
Antisipasi Pemadaman Listrik
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau yang akrab dipanggil Gus Ipul mengatakan PT PLN telah mengantisipasi dampak banjir yang terjadi di Pacitan dengan melakukan proses pemadaman dan secepat mungkin memperbaiki saluran yang terputus.
"Hari ini PLN secara resmi juga sudah berkirim surat ke Bupati Pacitan. Penanganan akan dilakukan secara cepat," tutur Gus Ipul.
Menurut Gus Ipul, dari data yang dimiliki PLN, setidaknya dari 10 jurusan tegangan menengah 20 KV, sebanyak 8 jurusan padam. Selain itu, sebanyak 454 trafo juga padam sehingga dari total 123 ribu pelanggan PLN di Pacitan, terdapat 76 ribu pelanggan yang mengalami pemadaman.
Pemadaman terpaksa dilakukan PLN karena adanya beberapa tiang yang roboh dan patah. Beberapa panel trafo juga terendam air. "Pertimbangan keamanan masyarakat. Kalau tetap dialiri listrik malah berbahaya karena masyarakat bisa tersengat listrik," kata Gus Ipul.
Sementara itu, untuk penanganan dampak banjir, pemerintah provinsi juga telah minta BPBD Jawa Timur turun ke Pacitan. BPBD sekitar seperti Trenggalek juga telah dikerahkan membantu penanganan banjir Pacitan.
Sebagai informasi, cuaca ekstrem akibat Siklon Tropis Cempaka menyebabkan sejumlah daerah termasuk Pacitan diterjang banjir, longsor dan puting beliung. Peringatan BMKG menyebutkan siklon tropis Cempaka muncul di perairan sekitar 32 km sebelah selatan-tenggara Pacitan Provinsi Jawa Timur.
Di Pacitan banjir melanda 13 desa di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pacitan (Desa Sirnoboyo, Desa Sukoharjo, Desa Kayen, desa kembang, Desa Ploso, Desa Arjowinangun, Desa Sidoharjo), Kecamatan Kebon Agung (Desa Purworejo, Desa Banjarjo, Desa Kebon Agung), dan Kecamatan Arjosari (Desa Pagutan, Desa Jatimalang, Desa Arjosari). Jalan lintas selatan lumpuh total.
Banjir dan longsor menyebabkan 11 orang meninggal dunia yang menerjang Kabupaten Pacitan. Ke-11 korban meninggal dunia terdiri dari 9 orang akibat tertimbun tanah longsor dan 2 orang hanyut terbawa banjir.
Korban longsor berasal dari Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung sebanyak 7 orang dan dari Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo sebanyak dua orang. Sembilan korban meninggal akibat longsor itu hingga saat ini belum dapat dievakuasi. Sulitnya akses menuju lokasi dan tingginya intensitas hujan, menjadi kendala.
Advertisement
SAR Surabaya Turunkan Tim Evakuasi Korban Banjir dan Longsor di Pacitan
Badan SAR Nasional Surabaya masih mencari satu korban yang hanyut dalam bencana banjir di Pacitan, Jawa Timur. Hingga kini, sudah ada dua korban tewas, dan enam masih tertimbun longsor.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Prasetya Budiarto mengatakan warga harus mewaspadai adanya cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia terutama di Jawa Timur. Terlebih, cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi hingga satu bulan ke depan.
"Banyak bencana yang menimpa masyarakat beberapa hari ini, kami meminta agar masyarakat terus waspada dalam sebulan kedepan atas terjadinya cuaca ekstrem. Sehingga hal - hal yang tidak diinginkan tidak akan terjadi," tutur Prasetya, Rabu, 29 November 2017.
Menanggapi bencana yang ada di Pacitan, hingga saat ini pihaknya sudah mengirimkan 13 personel dari Basarnas Trenggalek. Jumlah itu dibagi menjadi dua tim. Satu tim, ditempatkan di pos tanah longsor dan satu tim lagi masih melakukan pencarian terhadap satu korban hanyut dalam bencana tersebut.
"Ada dua yang diketahui meninggal. Satu sudah berhasil dievakuasi, satu masih dalam pencarian, karena terhanyut arus. Adapun, enam orang lainnya masih diketahui tertimbun longsor," kata Prasetya.
Menurut dia, setelah diterjang badai, banyak reruntuhan pohon besar yang mengitari lokasi. Sehingga tim, dengan dibantu warga dan relawan membantu untuk meminggirkan reruntuhan pohon tersebut.
"Tanah longsor itu disebabkan kontur tanah yang lemah. Sehingga saat hujan dengan intensitas tinggi, dan tanah tidak bisa menampung debit air, maka yang terjadi tanah tersebut mudah ambruk," ucapnya.
Pihaknya yang baru beberapa hari menempati Surabaya, berencana melakukan pemetaan terhadap daerah-daerah mana saja yang menjadi rawan terhadap bencana, baik longsor, banjir, maupun puting beliung.
"Namun, sampai saat ini Alhamdulillah dari Basarnas, relawan, TNI/Polri serta pemerintah setempat tetap solid untuk menanggulangi bencana yang ada di Jawa Timur. Sehingga sinergitas untuk melayani masyarakat tetap solid," ujarnya.
Dari beberapa dampak bencana seperti di Pacitan, Yogyakarta, dan Wonogiri, pihaknya mewaspadai sungai Bengawan Solo. Jangan sampai kiriman air dari sungai Bengawan Solo menjadi persoalan baru di Jawa Timur karena akan berdampak pada daerah Ngawi, Bojonegoro, Tuban, dan lain-lain.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat air di Pacitan bisa cepat surut. Sehingga kami bisa melakukan evakuasi terhadap korban yang tertimbun longsor," Prasetya menandaskan.
Simak video pilihan berikut ini: