Liputan6.com, Jakarta Tak sedikit artis yang meninggal akibat terkena HIV/AIDS. Para publik figur tersebut terkena HIV/AIDS akibat berbagai faktor. Namun yang terbanyak adalah akibat melakukan seks yang berisiko, yaitu melakukan hubungan seksual tidak dengan pasangannya dan tidak menggunakan alat pengaman atau kondom.
Berikut ini beberapa artis yang meninggal akibat HIV/AIDS, seperti dikutip dari laman Health Line, Jumat (1/12/2017).
Advertisement
1. Arthur Ashe
Arthur Ashe adalah pemain tenis terkenal di dunia yang aktif dalam kesadaran HIV dan AIDS. Ashe terkena HIV dari transfusi darah setelah operasi otak pada tahun 1988.
Pada tahun 1992, Ashe mengatakan dalam sebuah konferensi pers, "Sama seperti saya yang yakin semua orang di ruangan ini memiliki beberapa masalah pribadi. Dia ingin tetap bersikap pribadi, tentu saja setiap orang bisa mengalami kondisi medis yang mendesak."
Pernyataan tersebut menggugah publik dalam kesadaran HIV/AIDS. Pada saat itu adalah awal mula selebritas terkena HIV/AIDS. Akibat penyakit tersebut dan komplikasi yang terkait, Ashe meninggal pada tahun 1993 pada usia 49 tahun.
2. Eric Lynn Wright
Eric atau yang lebih dikenal dengan Eazy-E adalah anggota kelompok hip-hop Los Angeles. Eazy-E meninggal pada 1995, satu bulan setelah didiagnosis mengidap AIDS.
Sebelum kematiannya, Eazy-E merilis sebuah pernyataan terakhir, "Saya mengatakan ini karena saya hanya merasa bahwa saya punya ribuan penggemar muda. Mereka harus belajar tentang apa yang nyata mengenai AIDS. Seperti yang lain di hadapan saya, saya ingin mengubah masalah saya menjadi sesuatu yang baik yang akan menjangkau semua pria dan keluarga mereka."
Kini, anak laki-lakinya, rapper Lil Eazy-E, meneruskan perjuangan dan dikenal sebagai aktivis HIV/AIDS.
Saksikan video menarik berikut :
Artis melawan HIV/AIDS
Selain artis yang meninggal karena HIV/AIDS, ada juga artis yang bertahan hidup lebih lama dalam melawan HIV/AIDS sebagai berikut ini.
1. Greg Louganis
Selain dikenal sebagai juara selam Olimpiade pada tahun 1980-an, Louganis juga merupakan salah satu aktivis HIV yang paling terkenal. Dia didiagnosis dengan HIV pada tahun 1988 dan sejak saat itu memanfaatkan hobi berenangnya sebagai kekuatan untuk membuatnya tetap bertahan hidup.
Ketika memikirkan kembali diagnosisnya, Louganis mengatakan kepada ESPN pada tahun 2016.
"Dokter mendorong saya bahwa hal paling sehat bagi saya adalah melanjutkan latihan untuk Olimpiade. Menyelam jauh lebih penting untuk dipikirkan. Saya akan menderita depresi jika libur, saya tidak bisa bangun tidur. Saya hanya akan menarik selimut di atas kepala saya. Tapi selama saya memiliki sesuatu di untuk dijalani, saya akan mencoba bangkit. "
Kini Louganis tetap menjadi inspirasi. Tidak hanya untuk atlet, tapi juga bagi orang-orang yang memerangi stigma HIV/AIDS.
Advertisement
2. Chuck Panozzo
Pendiri sekaligus bassist band Styx ini telah memberikan aktivisme dalam dua hal, yaitu hak gay dan pencegahan HIV. Chuck Panozzo mengumumkan pada tahun 2001 bahwa dia didiagnosis dengan HIV. Dia juga menulis sebuah memoar yang merinci pengalamannya.
Pada tahun 2012, Panozzo menyatakan bahwa menjadi anggota Styx adalah sumber dukungan utamanya.
"Apa yang telah diajarkan oleh band saya secara psikologis yaitu saya harus pergi keluar dan bergabung dengan band saya saat melanjutkan warisan mereka di rock 'n 'roll dunia selamanya. Hal ini sangat membantu saya dalam proses pemulihan. Saya memiliki sebuah band yang bersedia memastikan bahwa saya tetap sehat," dia menjabarkan.
Saat ini, Panozzo sedang menjaga kondisinya dengan obat-obatan sambil tetap aktif dalam memerangi HIV.
3. Magic Johnson
Johnson adalah pahlawan dalam berbagai aspek. Dia tidak hanya disebut sebagai mantan mega bintang bola basket, dia juga salah satu selebriti yang terkena HIV. Johnson membuat pengumuman pada tahun 1991, saat itu HIV masih memegang banyak stigma. Dalam sebuah konferensi pers dia berkata, "Karena virus HIV yang saya idap, saya harus pensiun dari L.A Lakers. Saya berencana untuk terus hidup untuk waktu yang lama."
Lebih dari 25 tahun kemudian, Johnson telah memenuhi rencananya. Meski masih mejadi komentator acara olahraga reguler, pengalaman juga membawanya untuk memulai Magic Johnson Foundation sebagai alat pendidikan dan pencegahan dalam mencegah penyebaran HIV.