Terusik Banjir, Ganjar Pranowo Bersih-Bersih Sungai di Demak

Langkah bersih-bersih ini untuk mengantisipasi banjir karena intensitas curah hujan yang tinggi.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Des 2017, 19:05 WIB
Ganjar Pranowo (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Demak - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terjun langsung pada kegiatan kerja bakti bersama masyarakat membersihkan berbagai jenis sampah yang ada di sungai dan saluran air di Kabupaten Demak, Jumat (1/12/2017).

Kegiatan bersih sungai bersama Ganjar ini juga dihadiri oleh Bupati Demak M. Natsir itu merupakan gagasan Asosiasi Pedagang Kaki Lima Demak serta Asosiasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Demak.

Kerja bakti dimulai dengan memilih menyisir sampah, rumput, dan enceng gondok di sepanjang Sungai Tuntang, Kabupaten Demak, bahkan puluhan anggota TNI dari Kodim Demak ikut membantu dalam pelaksanaannya.

Dengan memegang sabit, orang nomor satu di Provinsi Jateng itu juga turut membersihkan rumput liar dan berbagai sampah yang ada di sepanjang bantaran sungai.

"Saya dapat undangan (menghadiri kegiatan bersih sungai) via WA (aplikasi WhatsApp) dari paguyuban pedagang kaki lima. Saya pikir ini bagus karena momennya sedang musim hujan jadi tepat kalau bersih-bersih sungai guna mencegah banjir," katanya, seperti dilansir Antara.

Ganjar berpendapat bahwa masyarakat segala lapisan memang harus turut mengantisipasi bencana banjir yang berpotensi terjadi pada musim hujan.

 


Antisipasi Banjir

Ganjar memberikan motivasi kepada warga Brebes untuk menggunakan medsos untuk hal yang positif dan kreatif.

Menurut Ganjar, kepedulian warga Jateng saat ini sudah cukup bagus, meskipun kadang manusia tidak bisa mencegah datangnya bencana, tapi minimal bisa meminimalkan dampak bencana.

"Siklon Tropis Cempaka sudah mengakibatkan banjir dan longsor di Klaten dan Wonogiri, dua daerah itu sudah ditetapkan status darurat bencana, kita sudah 'back up' penuh dari BPBD Jateng dan kabupaten/kota untuk logistiknya," ujarnya.

Selain itu, Pemprov Jateng melalui BPBD Jateng sudah mengoordinasikan seluruh kekuatan untuk mengantisipasi bencana yang akan datang.

Konsolidasi BPBD, relawan bencana, SAR, dan Palang Merah Indonesia sudah dilakukan.

"Manajemen penanganan bencana kita sudah bagus. Ketika ada satu daerah terkena, kabupaten/kota tetangganya langsung bergerak membantu, jadi tidak perlu menunggu dari pusat," katanya.

Bupati Demak M. Natsir menambahkan, pihaknya sudah mengambil langkah antisipasi terjadinya bencana secara menyeluruh di wilayahnya.

"Hujan itu cuma pemicu, bukan satu-satunya penyebab banjir, kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarang juga bisa sebabkan banjir. Jadi, kesadaran menjaga lingkungan juga harus ditingkatkan," katanya.


10 Rumah Roboh di Demak Diterjang Banjir Rob

Banjir rob nyaris tanpa henti menggenangi dua desa di pesisir Demak. (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige)

Sementara, sebanyak 10 rumah warga Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, roboh akibat diterjang banjir rob karena naiknya permukaan air laut yang disertai gelombang, Jumat.

Menurut Kepala Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Zamroni, di Demak, Jumat, robohnya 10 rumah milik warganya setelah terjadi banjir rob yang diperkirakan terjadi pada Jumat (1/12/2017) pukul 04.00 WIB.

Arus air banjir rob tersebut, lanjut dia, cukup deras, sehingga mengakibatkan rumah warganya itu roboh.

Pemilik rumah, kata dia, untuk sementara mengungsi di Balai Desa Sriwulan, sambil menunggu banjir rob surut.

Warga yang mengungsi sementara, kata dia, ada pula karena rumahnya terendam banjir rob, sehingga harus mengungsi sementara.

"Dimungkinkan, ada warga yang mengungsi di tempat keluarganya di luar desa," ujarnya, seperti dilansir Antara.

Menurut dia, banjir rob kali ini merupakan yang terparah, karena banjir rob sebelumnya tidak sampai mengakibatkan kerusakan rumah warga.

Ia berharap, ada perhatian dari pemerintah, karena banjir rob sudah berlangsung sejak belasan tahun yang lalu.

"Kondisi saat ini, seharusnya tetmasuk darurat bencana, sehingga membutuhkan penanganan cepat," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, pembangunan tanggul menjadi sebuah keharusan agar warganya tidak dalam ancaman banjir rob.

Jika masih harus menunggu penanganan menggunakan hibrid engeenering dan tanaman mangrove, kata dia, tidak efektif.

"Upaya yang bisa ditempuh saat ini dengan membuat tanggul laut," ujarnya.

Abdul Basir, salah seorang warga yang mengungsi mengakui, sebelum banjir rob datang sudah ada pemberitahuan pada pukul 03.30 WIB.

Akan tetapi, lanjut dia, selang beberapa menit banjir rob sudah menerjang permukiman, sehingga dirinya bersama istri tidak sempat menyelamatkan harta bendanya.

"Hampir semua barang elektronik di rumah ikut terendam banjir rob," ujarnya.

Pasalnya, kata dia, ketinggian genangan air di dalam rumah mencapai 1 meteran.

Kondisi serupa juga dialami Sodiq yang mengakui bahwa rumahnya juga ikut terendam dengan ketinggian hampir satu meteran.

Padahal, lanjut dia, pondasi rumahnya sudah ditinggikan hingga satu meteran.

"Saat ini, keluarganya pindah ke Mijen karena rumahnya di Desa Sriwulan sering dilanda banjir rob, meskipun cuaca sedang tidak hujan," ujarnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya