Badai hingga Gempa Mematikan, 6 'Hal Gila' jika Bulan Lenyap

Tak disangka, Bulan sebagai satelit Bumi memiliki peran penting terhadap kehidupan. Bagaimana jika tiba-tiba dia lenyap?

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 01 Des 2017, 20:24 WIB
Ilustrasi Badai Tornado (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Colombia - Bulan merupakan satelit alami Bumi. Pada waktu tertentu akan tampak bulat sempurna atau disebut purnama.

Selain menghiasi langit malam, bulan juga memiliki pengaruh terhadap pasang surut laut di Bumi. Tak hanya itu, satelit alami tersebut juga menjadi penyebab gerhana Matahari.

Jadi, boleh disimpulkan Bulan cukup penting keberadaannya terhadap keberlangsungan hidup manusia di Bumi. Bulan bak 'pelindung' planet ini dari hal-hal mengerikan.

Lantas, pernah tidak pernah membayangkan bagaimana jika satelit Bumi tiba-tiba menghilang? Apa yang akan terjadi? Berikut 6 hal mengerikan yang akan terjadi jika Bulan lenyap. Liputan6.com mengutip dari The Richest pada Jumat (1/12/2017).

1. Tak Ada Pasang Surut

Pada saat tertentu, ketika bulan mendekat Bumi, maka terjadi perubahan intensitas daya tarik gravitasi bulan pada salah satu sisi Bumi terhadap sisi lainnya.

Peristiwa tersebut membentuk dua tonjolan pasang surut. Tonjolan yang posisinya lebih dekat dengan Bulan akan mengalami pasang.

Ketika Bulan menghilang, Bumi tak akan benar-benar kehilangan pasang surutnya. Hal ini disebabkan karena Matahari juga memiliki gaya gravitasi, walaupun pengaruhnya terhadap pasang air laut tak sebesar Bulan.

Jika tak ada pasang surut, ekosistem laut akan berubah hingga menyebabkan kematian organisme.

2. Badai yang Lebih Sering dan Besar

Tanpa Bulan, rotasi planet ini akan berubah. Dulu jauh lebih cepat. Namun Bulan telah memperlambat proses dengan mengambil sebagian besar energi Bumi untuk orbitnya sendiri.

Tanpa Bulan, mungkin Bumi akan berputar lebih cepat.

Dengan demikian Bumi akan mengalami perubahan cuaca yang cepat. Daerah pesisir di mana-mana akan dilanda badai besar yang kemungkinan besar harus disebut kategori badai mahadahsyat ketika Bulan lenyap

 


Supervolcano

Ilustrasi letusan gunung api (LiveScience)

3. Supervolcano

Jika Bulan menghilang, kemungkinan kita akan melihat aktivitas vulkanik yang jauh lebih banyak lagi. Ini mungkin tidak akan terjadi dengan segera, tapi mungkin akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan tanpa Bulan. Mengapa?

Bulan adalah bagian besar dari bagaimana planet kita mempertahankan kemiringannya dan menjaga kecepatan yang berputar.

Sekarang, jika tarikan gravitasi dari Bulan tiba-tiba hilang, maka putaran dan kecepatan Bumi akan terpengaruh dan inti bumi akan mendapat sedikit kejutan.

Kejutan ini kemungkinan akan menyebabkan sejumlah besar bencana geologi. Lempeng tektonik akan bergeser dan menyebabkan gempa bumi yang cukup mengerikan. Dan semua aktivitas bawah tanah itu kemudian akan menyebabkan keseluruhan aktivitas vulkanik.

Dipastikan hampir seluruh gunung berapi termasuk supervolcano akan meletus. Dan itu pasti tidak baik untuk umat manusia!

4. Musim Tak Teratur

Bumi memiliki sumbu yang miring dan dapat berubah sesuai dengan waktu. Sebenarnya kemiringan tersebut dapat berubah dengan cepat, di mana jika terjadi, maka Antartika dapat menghadap ke Matahari 24 jam sehari dan membuat bagian Bumi lainnya berada dalam kegelapan total.

Namun dengan adanya Bulan, kemiringan sumbu Bumi dapat terjaga. Hal tersebut terjadi karena Bulan mengorbit Bumi dengan cukup cepat di mana momentum sudut (energi rotasi) mencegah kemiringan sumbu planet berubah dengan cepat.

Sebenarnya bulan juga memiliki dampak negatif dalam jangka panjang, karena dapat memperlambat laju Bumi sehingga lebih rentan terhadap planet lain. Namun hal tersebut tak menjadi masalah karena diperkirakan terjadi pada miliaran tahun yang akan datang.

 

 


Kutub Berpindah

Ilustrasi Bumi sebagai kompas. (Sumber Pixabay)

5. Perubahan Kutub

Selama ini, kemiringan Bumi berkisar 24,5 derajat. Dengan lenyapnya Bulan sebagai penjaga kestabilan kemiringan itu, maka kemiringan bisa menjadi 45 derajat.

Jika itu sampai terjadi, maka kutub pun berubah. Dari yang tadinya di tiap ujung dan tak terjangkau matahari, menjadi lebih dekat dengan sang surya.

Selanjutnya bisa dibayangkan. Salju meleleh.

Kawasan berhutan di planet kita akan menjadi padang pasir dengan cukup cepat. Dan semua pencairan es di kutub utara dan selatan akan menyebabkan sejumlah besar CO2 dilepaskan ke udara. Ini akan menambah iklim yang lebih buruk.

6. Perubahan Jumlah Jam

Dahulu Bumi berputar pada porosnya lebih cepat daripada hari ini. Saat bulan terbentuk, Bumi hanya perlu berputar selama 6 jam untuk menyelesaikan sekali rotasinya. Lalu bagaimana pada hari ini Bumi membutuhkan waktu hingga 24 jam untuk sekali rotasi?

Perputaran Bumi pada porosnya menyeret tonjolan pasang surut di seluruh planet. Akibat fenomena itu, air laut akan masuk ke tempat yang tak seharusnya.

Karena gravitasi bersifat dua arah, maka tonjolan itu menyentak bulan sedikit demi sedikit -- layaknya menarik anjing yang enggan dengan tali-- sehingga membuat orbitnya lebih cepat.

Saat itu bulan perlahan-lahan makin menjauh dari Bumi. Energi untuk mempercepat bulan dari Bumi selama ribuan tahun membuat planet kita melambat. Hal tersebut mengubah energi rotasi menjadi energi orbital bulan.

Jika Bulan menghilang, maka proses tersebut akan berhenti. Jumlah jam dalam sehari pun akan berubah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya